Asahan, Lintangnews.com | Akibat curah hujan tinggi yang beberapa hari ini membuat sejumlah wilayah di Kecamatan Setia Janji dan Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan tergenang banjir akibat luapan air kiriman dari daerah Kabupaten Simalungun Simalungun.

Dalam hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan telah siaga untuk menangani hal yang tidak diinginkan terjadi.
BPBD Asahan melalui Kepala Bidang (Kabid) Logistik, Khaidir Sinaga, mengatakan, daerah yang terdampak genangan dan luapan air yakni, Desa Sei Silau Tua, Kecamatan Setia Janji, serta Desa Ambalutu dan Desa Karya Ambalutu, Kecamatan Buntu Pane. Ini akibat luapan air yang mulai terjadi sejak Sabtu (15/9/2018) malam hingga Minggu (16/9/2018) pagi.
Khaidir menuturkan, curah hujan selama beberapa hari sebelumnya, berlanjut sejak Sabtu (15/9/2018) sekira pukul 22.00 WIB hingga Minggu (16/9/2018) sekira pukul 04.00 WIB.
Awalnya terjadi luapan air hujan di aliran Sungai Sei Silau Tua pada pukul 23.30 WIB. Lalu air terus naik pada Minggu (16/9/2018) pukul 00.30 WIB. Hingga pukul 02.00 WIB ketinggian air 50-140cm-dpt.

Secara bersamaan, air mulai menggenangi Dusun I Desa Ambalutu akibat luapan Sungai Ambalutu. Pukul 03.30 WIB, air yang menggenangi Desa Sei Silau Tua mulai turun mencapai 20-30 cm dari ketinggian tertinggi.
Selanjutnya bersamaan juga air mulai naik mencapai 40-80cm-dpt di 2 Dusun Ambalutu, Desa Karya Ambalutu. Pada pukul 04.15 air meningkat mencapai 40-100cm-dpt di Desa Ambalutu dan Karya Ambalutu. Akibatya, air menggenangi rumah penduduk yang berlokasi rendah dan dekat dengan aliran luapan sungai.
“Data jumlah yang tergenang air di Desa Sei Silau Tua diperkirakan mencapai 100 Kepala Keluarga (KK), Desa Ambalutu 35 KK dan Desa Karya Ambalutu 70 KK, sedangkan korban meninggal belum ada hingga saat ini,” ujar Khaidir, Minggu (16/9/2018).
Khaidir juga mengatakan, BPBD Asahan telah melakukan identfikasi dan evakuasi warga ke tempat yang aman. Pihaknya juga menghimbau warga untuk siaga bencana bila ketinggian air tetap terus naik.
“Kita memiliki keterbatasan relawan pemantau lapangan dan situasi malam hari, Hingga saat ini kita tetap memantau perkembangan air kiriman itu,” ujar Khaidir. (handoko)