Simalungun, Lintangnews,com | Sekretaris Desa (Sekdes) se Kecamatan Hutabayu Raja akan segera melaporkan Camat, Marsita Sinaga pada Bupati Simalungun JR Saragih.
Itu dipicu kekecewaan mereka atas kebijakan orang nomor 1 di pemerintahan Kecamatan Hutabayu Raja terkait baju training yang tak kunjung dibagikan sampai saat ini.
Hal ini diungkapkan Sekdes Pulo Bayu, C Nainggolan alias Koppes dan mengaku mewakili semua Sekdes se Kecamatan Hutabayu Raja, kemarin.
Koppes menjelaskan, bulan lalu dirinya menjumpai Marsita Sinaga di meja kerjanya guna meminta training yang sudah lama ditunggu-tunggu.
Namun, tidak diberikan dengan alasan harus membayar sebesar Rp 200 ribu untuk 1 set baju training.
“Padahal kami telah melunasinya sebesar Rp 250 ribu untuk 1 set baju training sebelumnya kepada mantan Camat, Manaor Silalahi sesuai kesepakatan ketika itu,” sebutnya.
Hal itulah yang membuat mereka kecewa atas tindakan Marsita Sinaga, sehingga akan segera melaporkannya kepada Bupati Simalungun.
Sekdes lainnya inisial LM, AT dan LT membenarkan Camat tidak memberikan training jika tak memberikan uang sebesar Rp 200 ribu sebagai pembelian baju training tersebut.
“Hal itu lah yang membuat kami sangat kesal dan menunjuk Koppes untuk menuntaskan masalah ini. Yang menjadi pertanyaan bagi kami mengapa sebagian pegawai Kecamatan mendapat pakaian training sementara kami tidak? Apakah kami diintervensi?,” tukas mereka.
Terkait pengutipan baju tarining itu, Marsita Sinaga membantahnya.Ia menjelaskan, bahwa tidak ada kutipan uang untuk mengambil baju training.
“Baju training itu disediakan untuk penyemangat agar para staf kantor Kecamatan dan para Sekdes dalam melakukan senam lebih bersemangat pada hari yang dijadwalkan. Tidak ada kutipan dalam bentuk apa pun,” sebutnya.
Menurutnya, pembagian baju training dilakukan pada saat jadwal pelaksanaan senam bertempat di lapangan Kantor Camat.
Dia juga menilai, para Sekdes kurang mendukung program pemerintah. Marsinta mencontohkan, jauh hari sebelum tanggal 21 ASeptember 2018 telah dibuat undangan agar para Aparatur Sipil Negara (ASNM) dan masyarakat ikut serta mengikuti senam massal di SMP Negeri 1. “Apa yang terjadi, 1 orang pun Sekdes tidak ada hadir mengikutinya,” kata Marsita di ruang kerjanya. (binsar)