Lintangnews.com | COLOMBO – Hujan lebat dan tanah longsor akibat Cyclone Ditwah memporak-porandakan sebagian wilayah di Sri Lanka, menewaskan sedikitnya 123 orang dan membuat sekitar 130 orang hilang.
Pusat Manajemen Bencana (Disaster Management Centre / DMC) menyatakan bahwa akibat cuaca ekstrem tersebut, hampir 15.000 rumah hancur dan sekitar 44.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Pemerintah Sri Lanka telah secara resmi menyatakan situasi darurat dan mengajukan permohonan bantuan internasional untuk menangani krisis. Ribuan personel militer — dari darat, laut, dan udara — dikerahkan untuk membantu evakuasi, distribusi bantuan, dan restorasi akses di wilayah yang terisolasi akibat longsor dan banjir.
Akibat bencana itu, banyak warga kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, sementara infrastruktur vital seperti jalan, jaringan komunikasi, dan fasilitas publik ikut terdampak. Relawan dan lembaga kemanusiaan bekerja keras untuk menjangkau daerah-daerah terpencil serta memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat berlindung.
Situasi ini menggambarkan dampak luas dari siklon dan perubahan iklim — meningkatkan tekanan pada sistem tanggap darurat dan menuntut solidaritas global dalam bentuk bantuan kemanusiaan serta dukungan pemulihan jangka panjang.(*)


