Siantar, Lintangnews.com | Aliansi Mahasiswa Siantar Simalungun mengecam tindakan represif aparat.
Hal ini dianggap penting guna kepentingan bersama terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan memberikan pendapat di muka umum yang sah di mata hukum dan dilindungi oleh kontitusi.
Dalam hal ini, Aliansi Mahasiswa Siantar Simalungun akan mengadakan aksi, besok Kamis (27/9/2018). Dengan tuntutan mengecam tindakan represif aparat saat melakukan mahasiswa di Medan.
Seperti disampaikan Anugrah Riza Nasution selaku Pimpinan Aksi Aliansi Mahasiswa Siantar Simalungun saat dikonfirmasi, Rabu (26/9/2018).
Disampaikannya, aksi ribuan mahasiswa yang turun penting nanti untuk menyuarakan pembangunan bangsa Indonesia sebagai negara nemokrasi, dengan tetap berjalan tanpa melukai nilai nilai kemanusiaan dan demokrasi sesuai yang terterah dalam butir-butir Pancasila.
Selain itu, Aliansi Mahasiswa Siantar Simalungun menyampaikan sejumlah tuntutan lainnya, yakni, meminta Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara (Kapoldasu) untuk meminta maaf kepada publik terhadap tindakan represif oleh aparat.
“Kita meminta agar kasus ini diusut dan pelaku kekerasan kepada mahasiswa dan masyarakat diadili. Kita juga meminta pemerintah untuk menuntaskan kekerasan yang dilakukan aparat sesuai UU Nomor 2 Tahun 2002. Serta meminta pemerintah mengeluarkan peraturan mencegah terjadinya tindakan represif oleh aparat Kepolisian,” sebut Anugerah.
Ia optimis aksi yang akan diikuti mahasiswa sejumlah kampus ini akan berlangsung damai dan tertib. Hal ini sebagai bukti pihaknya menjunjung tinggi demokrasi dan kemanusiaan.
“Aksi solidaritas yang kami lakukan juga sebagai pesan kepada seluruh mahasiswa Indonesia agar tetap dalam garis perjuangan sebagai kontrol social, dengan menjujung keadilan dan ketertiban. Kiranya Tuhan bersama orang-orang yang menyuarakan kebenaran,” paparnya.
Anugerah juga memohon kerjasama yang baik pada Polres Siantar agar kiranya menerima dan mendengarkan masukan-masukan dari pihaknya sebagai bentuk interaksi yang bertujuan membangun bangsa ini ke arah yang lebih demokrasi dan mencintai.
“Pengayoman kepada kami secara profesional adalah harapan tak luput juga saat memberikan pendapat aksi mendatang. Penjagaan pada kami dari segala bentuk provokasi dan kekerasan adalah harapan kiranya dengan begitu kami tetap merasa nyaman dan terlindungi. Kami juga mengundang secara terbuka rekan-rekan wartawan untuk meliput aksi itu sebagai dukungan dari lembaga yang memiliki fungsi sebagai kontrol sosial dan publikasi publik,” tutupnya. (elisbet)