Simalungun, Lintangnews.com | Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pemkab Simalungun yang baru, Elfiani Sitepu terkesan tutup mulut enggan menanggapi konfirmasi yang dilayangkan wartawan, Jumat (5/7/2019) melalui WhatsApp (WA) miliknya terkirim dan sudah dibaca.
Sementara menurut informasi, puluhan Kepala Sekolah (Kepsek) SD dan SMP, serta Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan se Kabupaten Simalungun resah.
Sebab diintimidasi akan dibongkar pasang atau dimutasi oleh Elfiani Sitepu. Dengan alasan atas perintah Bupati Simalungun, JR Saragih.
Kepada lintangnews.com, Jumat (5/7/2019), sejumlah Kepsek SD Negeri di Kecamatan Bandar dan Dolok Batu Nanggar menuturkan, mutasi dengan dalih kinerja mereka (Kepsek dan Korwil) tidak memuaskan, sehingga JR Saragih memerintahkan diganti.
Menurut para Kepsek yang meminta namanya tidak dicatutkan mengatakan, sejak Pemkab Simalungun dipimpin JR Saragih, baru Elfiani Sitepu yang menyatakan bahwa kinerja mereka tidak beres. Berbanding tidak lurus dengan fakta di lapangan sejak 6 tahun terakhir ini.
“Baru Kadisdik yang baru ini mengatakan kerja kami tidak beres. Padahal, sudah bertahun-tahun kami menjadi guru dan Kepsek. Tidak pernah ada masalah di sekolah yang kami pimpin,” ujar mereka.
Ditambahkan, yang membuat mereka kesal karena Elfiani Sitepu tidak menjelaskan kriteria kinerja yang dikatakan tidak memuaskan. Melainkan hanya diduga menjual atau memperalat nama JR Saragih dalam bongkar pasang dan mutasi jabatan.
Selain resahnya para Kepsek dan Korwil, Elfiani Sitepu yang baru dilantik Bupati Simalungun melalui Sekda, Gidion Purba beberapa minggu lalu di Harungguan Djabanten Damanik juga tidak menanggapi konfirmasi lainnya.
Dimana diduga pasca JR Saragih bersama Elfiani Sitepu dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Simalungun, Jamesrin Saragih menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhajir Effendy yang saat itu didampingi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano, tidak ada mengkonsultasikan memberhentikan sementara 992 orang penerima tunjangan fungsional guru.
Caranya memaksa kepada 992 guru itu harus kuliah di Universitas Efarina yang diketahui umum yayasan milik JR Saragih setelah mereka kembali mendapatkan tunjangan. (Zai)