Diduga Pencuri Anak, 3 Gelandangan Asal Brebes Diamuk Massa di Tampahan

Tobasa, Lintangnews.com | Sempat dihebohkan di media sosial (medsos) mengenai penculikan anak, 3 orang gelandangan atau gepeng dimassakan di Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).

Ketiganya akhirnya diamankan personil Polsek Balige dari depan SMP Negeri 1 Atap Tampahan, Rabu (31/10/2018).

Sebelumnya, kehadiran ketiganya menuai kecurigaan masyarakat Tampahan. Ketiganya adalah perempuan berinisial N (49) dan Al (36), dan seorang laki-laki inisial MH (70), dicurigai sebagai penculik anak.

Seketika warga tersulut emosi, sehingga salah seorang dari ketiganya sempat dimassakan sebelum personil Polsek Balige tiba di lokasi.

Salah seorang gepeng pria diamankan di Polsek Balige.

Setelah diamankan dan dibawa ke Mapolsek Balige, dari hasil interogasi diduga ketiganya merupakan gelandangan dan entah kenapa bisa nyasar ke Tampahan.

“Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata ketiganya tidak ditemukan melakukan tindak pidana. Ketiganya diduga gepeng. Selanjutnya setelah kita periksa dengan melakukan pengamanan, maka diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Tobasa,” jelas Kapolsek Balige, Kompol T Sianipar.

Ketiga gepeng asal Brebes, Jawa Tengah itu kemudian diserahkan pihak Kepolisian ke Dinsos Pemkab Tobasa.

Namun sebelumnya, Mapolsek Balige dikerumuni ratusan warga yang penasaran dengan isu penculikan anak itu.

Salah seorang gepeng perempuan yang diamankan di Polsek Balige.

Bahkan saat dipindahkan ke mobil Dinsos, kerumunan massa sempat emosi, dan menuduh ketiganya hanya berpura-pura untuk menghilangkan jejak.

“Informasi penculik anak itu cepat menyebar dan hal ini kita sesalkan tanpa bukti yang akurat. Namun setelah kita interogasi, kuat dugaan mereka kurang sehat. Satu ngomong-ngomong sendiri, satu lagi lumpuh dan satunya saat ditanyai selalu memberikan jawaban tidak jelas,” jelas Kompol T Sianipar.

Secara terpisah menurut, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Pemkab Tobasa, Rajaipan O Sinurat membenarkan ketiga pendatang itu telah mereka terima dan akan dibawa ke RSUD Porsea untuk diperiksa.

“Yang mengetahui apakah mereka gila, kurang waras atau pura-pura tak waras adalah dokter. Jadi kita periksa dulu kebenarannya,” pungkas Rajaipan. (asri)