Taput, Lintangnews.com | Warga Dusun Lumbanratus, Desa Pancurnapitu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) kesal akibat semakin maraknya penambangan pasir di Sungai Batang Toru.
Penambangan pasir berintensitas tinggi menggunakan mesin penyedot dan dibawa menggunakan dump truk, diduga salah satu pemicu kuat rusaknya ruas jalan lingkar dari dan keluar Desa Pancurnapitu.
Pantauan awak media pada Rabu (31/10/2018), terdapat ada 6 lokasi penambangan. Bahkan di antaranya yang menggunakan mesin penyedot langsung dari sungai ke darat.
Diketahui, jalan dusun tepatnya Aek Stasi menuju Jembatan Lumbanratus sudah semakin parah. Akibatnya, hotmix yang dibangun menggunakan dana APBD itu menjadi sia-sia karena sudah kupak kapik.
Salah satu warga sekitar, Saut Hutapea mengatakan, sudah jenuh hanya mengurusi dan meneriakkan penghentian penambangan pasir menggunakan mesin penyedot. Dikatakannya, banyak pro kontra terkait kegiatan penambangan pasir, sehingga instansi terkait tidak tegas.
“Dilema sebenarnya, terlalu banyak pro kontra. Jika dibiarkan terlalu lama, banyak yang dipertaruhkan di antaranya jalan semakin parah, konstruksi jembatan sudah terkikis,” katanya.
Menurutnya, sudah berbagai cara dilakukan warga untuk menghempang truk lalu lalang mengangkut pasir dalam keadaan basah, diantaranya membuat portal bahkan merazia bila kubikasinya melebihi tonase.
“Jalan itu dibangun bukan untuk dilintasi truk tonasenya lebih. Kalau saja muatannya sesuai kelas jalan itu serta diangkut dalam keadaan kering, jalan tidak akan separah saat ini,” kesalnya.
Saut pun berharap, Pemkab Taput mengambil solusi, sehingga warga dapat menggunakan jalan yang dibangun atas uang rakyat itu.
Terpisah, Kasat Pol PP Pemkab Taput, Rudi Sitorus mengatakan, pihaknya rutin melakukan razia pasir. “Kemarin kami turun tidak ada aktivitas menggunakan mesin. Tapi ini jadi masukan, kami akan turun lagi,” terangnya. (pembela)