Simalungun, Lintangnews.com | Dituding mengarahkan buka rekening bank sebagai tempat menyimpan uang hasil pungutan Kelompok Kerja Guru (KKG) se Kecamatan Tapian Dolok, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Simalungun, Parsaulian Sinaga justru menyebutkan, itu program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Program Kementriannya itu dan bukan dinas. Setiap tahunnya itu. Didanai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga ada pendanaan untuk peningkatan profesi guru,” kata Parsaulian, kemarin.
Dirinya balik mempertanyakan tudingan para KKG jika mereka buka rekening Bank sebagai tempat menyimpan uang hasil pungutan dari anggota per bulannya.
“Maksudnya rekening bank apa ? KKG itu dibentuk berdasarkan program Kemendikbud dan itu mulai tahun 1980 an,” sebutnya.
Lanjutnya, kelompok itu bisa swadana, namun ada juga dana dari pemerintah. Namun harus membentuk kelompok, seperti ada Ketua dan Bendahara. Kalau ada bantuan pemerintah, tentu masuk ke rekening,” paparnya.
Parsaulian juga balim bertanya hasil pungutan yang dimaksud. “Pungutan atau apa maksudnya. Beda pungutan dengan iuaran,” katanya setelah dijelaskan wartawan itu adalah iuran.
Menurutnya, pungutan itu dilakukan kewajiban berdasarkan aturan. Sementara iuran itu berdasarkan musyawarah. Ini artinya bisa tidak dan bisa iya, namun tak ada kewajiban.
“Kalau tidak mau itu, siapa menjadi struktur. Kalau abang lah jadi struktur. Mau abang hanya berdiri saja,” kata Parsaulian pada wartawan.
“Yang bayar minyaknya siapa. Karena struktur itu adalah guru yang mampu. Siapa yang bayar. Di struktur itu ada,” jawabnya lagi saat diulang wartawan konfirmasinya.
“Ada Ketua, Bendahara, Sekretaris dan anggota. Tidak ada kewajiban buka rekening. Kalau ada bloggren dari pemerintah, tentu harus masuk rekening,” ucapnya.
Mengenai adanya iuran semisalnya kesepakatan, maka terserah apakah dipegang bendahara, anggota atau Kepsek.
Seolah benar adanya pungutan per bulannya telah dilakukan KKG Tapian Dolok terhitung sejak bulan Februari, Parsaulian terkesan pura-pura tak mengetahuinya . “Sampai sekarang kita tidak ada dengar itu. Dan tidak ada laporan sampai saat ini,” kata Parsaulian yang terkesan berpura-pura ibarat kura-kura dalam tempurung. (zai)