Siantar, Lintangnews.com | Salah satu organisasi Simalungun yakni, Ihutan Bolon Damanik meminta agar pihak-pihak yang menolak pembangunan Tugu Sangnaualuh di Lapangan Adam Malik, Kecamatan Siantar Barat dapat bertindak arif dan bijaksana.

Hal itu mengingat Kota Siantar dikenal sebagai kota paling toleran di Indonesia. Dengan adanya gejolak penolakan itu, dikhwatirkan dapat mengganggu toleransi yang telah tertata lama di kota bermotto Sapangambei Manoktok Hitei ini.
“Itu kan (penempatan tugu di Lapangan Adam Malik) kebijakan Wali Kota. Marilah kita dukung. Untuk saudara-saudara kita yang meminta dipindahkan, marilah bertindak arif dan bijaksana. Kota kita ini kan dikenal kota paling toleran,” kata Ketua Ihutan Bolon Damanik Siantar-Simalungun, Panner Damanik saat dikonfirmasi, Senin (26/11/2018).
Ia menilai, penolakan ini sudah terjadi berulang kali. Dan untuk mencapai suatu kesepakatan, memang kebijakan sangat dibutuhkan.
“Dulu, di Taman Bunga (Lapangan Merdeka) juga ada yang menolak. Ada sepihak-sepihak yang menolak. Ini ditolak lagi. Jadi mau dimana lagi kita buat,” tanyanya.
Menurutnya, keberadaan tugu tersebut nantinya di Lapangan Adam Malik, sejatinya tidak menganggu. Alasannya, karena tugu dibangun membelakangi masyarakat jika menghadiri kegiatan di lapangan tersebut.
“Justru kalau tugu menghadap ke masyarakat yang mengganggu kalau ada Natalan atau sholat. Jika tugunya menghadap ke masyarakat, itu baru mengganggu. Kalau membelakangi nggak ada masalah,” terangnya.
Selain itu, sambungnya, ketika ada kegiatan, masih ada ruang-ruang kosong di lapangan itu. Menurutnya, ukuran tugu itu 25 x 25 meter. “Biasanya juga kalau ada kegiatan, lapangan itu tidak penuh. Biasanya hanya setengah atau tiga perempat itu yang dipakai,” ungkapnya.
Panner juga tidak mempermasalahkan diberhentikannya pembangunan tugu sampai ada solusi terbaik.
“Nanti kan kita kita berembuk lagi. Kelompok yang minta dipindahkan itu pun diundang. Wali Kota harus bijaklah. Mudah-mudahan ada solusi terbaik,” tutupnya. (elisbet)