Martha Butar-Butar Berharap Gubsu Turun Tinjau Galian C Sihiong  

Tobasa, Lintangnews.com | Salah seorang warga Desa Sipepene Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Martha Butar-Butar mengharapkan perhatian Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi untuk turun langsung melihat kondisi galian C di daerah itu yang dapat membahayakan nyawanya.

Pasalnya beberapa hari terakhir ini sesuai penuturan Martha, setiap malam dirinya tidak dapat tidur lelap dengan kondisin seperti itu. “Bagaimana dapat terlelap sebab bangunan rumah saya sudah berada di atas galian C hampir 10 meter,” sebutnya, Senin (10/12/2018).

Pasalnya, setiap harinya, hampir seluruh daerah Tobasa diguyur hujan yang deras. Ini membuat Martha khawatir bagaimana jika terjadi longsor yang dapat menghancurkan rumah dan membahayakan rumahnya.

Martha juga membenarkan ada surat pernyataan menyetujui galian C dari masyarakat, termasuk dirinya. Tetapi maksud dari pernyataan Martha, pengerukan tanah galian C itu harusnya rata dengan bangunan rumah miliknya.

“Tetapi yang terjadi malah pengerukan dilakukan di bawah rumah saya sedalam hampir 10 meter. Dua hari lalu terjadi longsoran di belakang rumah dan semakin menambah rasa khawatir saya dan ketakutan,” sebutnya.

Dia juga mengaku, telah menegur operator alat berat yang melakukan pengerukan agar tidak mengeruk lagi, sebab sudah masuk melebihi tanah yang disepakati. Justru yang terjadi, Martha malah dibentak operator.

“Karena saya tidak ingin kejadian kemarin bekas galian C di Desa Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi yang longsor dan menimpa rumah seorang warga,” tukasnya.

Sebelumnya Martha sudah pernah melaporkan hal itu ke Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Tobasa dan sudah turun ke lapangan (lokasi galian C Sihiong), tetapi hingga hari ini tidak ada kepastian.

“Saya berharap perhatian dari Gubsu Edy Rahmayadi supaya melihat langsung kondisi rumah saya yang rawan longsor akibat galian C itu. Sebab saya sebagai warga Negara Indonesia berhak mendapatkan perlindungan sesuai dengan UUD 1945,” harap Martha. (asri)