Siantar, Lintangnews.com | Mata Publik kembali melaksanakan diskusi yang dilaksanakan di Pininta Cafe pada Jumat (28/12/2018) mengambil tema ‘Berebut tanpa menyikut, politik sehat wakil rakyat hebat’.
Dalam diskusi itu terungkap sikap anti masyarakat terhadap politik adalah salah satu indikator kurangnya edukasi terkhusus bagi kaum muda.
Mangasi Purba selaku mantan Ketua KPUD Siantar mengatakan, pemahaman soal politik sering kali dipahami sebagai hal yang kotor. Padahal hal itu sama sekali tidak tepat, sebab politik sendiri merupakan legitimasi moral dan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok.
“Pemahaman politik masyarakat adalah hal yang penting guna menghindarkan politik yang tidak sehat dan keapatisan masyarakat soal Pemilu,” tutur mantan aktivis itu.
Diskusi juga dihadiri sejumlah politisi yang teruji seperti oleh Dara Adinda Nasution, Caleg DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia PSI), Janri P Damanik Caleg DPRD Sumut dari PDIP, Gusmiyadi Caleg DPRD Sumut dari Partai Gerindra dan Marulam Simarmata Caleg DPRD Sumur dari Partai Perindo.
Anugrah R Nasution sebagai moderator acara menyampaikan, agar seluruh masyarakat menyadari sebagian wakil rakyat saat ini tidak pro rakyat.
“Kita pahami selama ini banyak anggota DPR dan DPRD yang tidak mewakili hak rakyat kecil. Karena itu melalui diskusi yang terdokumentasi ini, kami meminta komitmen para calon wakil rakyat untuk menjalankan politk yang sehat pada saat kampanye dan membela hak masyarakat saat duduk. Alhamdulillah keempat narasumber berkomitmen menjauhkan politik suku, agama, ras dan antar golongan (sara), uang bahkan soal Alat Peraga Kampanye (APK). Kita akan lihat apakah hal itu benar-benar dilaksanakan pada 2019 mendatang,” tutur mahasiswa Universitas Simalungun (USI) ini.
Sementara itu, Dara A Nasution politisi PSI dalam pemaparannya mengatakan, rendahnya kepercayaan publik kepada DPR akibat ketidakpuasan masyarakat atas kinerja wakil rakyat.
“Untuk Sumut banyak anggota DPR yang malah tersandung korupsi. Untuk itu pengawasan kepada wakil rakyat harus di lakukan guna mengurangi kasus sama terulang kembali,” tutur Alumni Universitas Indonesia (USI) ini
Di tempat yang sama, Gusmiyadi politisi Gerindra mengatakan, anak muda dan masyarakat harus dilatih untuk memiliki keahlian dalam mengkapitalisasi sumber daya alam di sekelilingnya.
Gusmiyadi juga menambahkan, bagaimana dapat melatih masyarakat untuk menjadi entrepreneur dan usahawan yang profesional.
Dia mahasiswa sebagai orang-orang muda harus mampu dan berani dalam menolak politik transaksional di Pemilu nanti.
Senada dengan hal itu, Marulam Simarmata yang juga Sekretaris Perindo Siantar berharap mahasiswa mengkampanyekan kepada masyarakat untuk melawan politik uang.
“Kita keliling ke masyarakat, politik transaksional masih terlihat. Untuk itu mari kita bicara visi dan konsep, karena menjadi anggota DPRD ini bukan pekerjaan tapi pengabdian,” tandasnya.
Berkaitan dengan hal ini, Janri Damanik Caleg DPRD Sumut dari PDIP mengajak seluruh peserta yang hadir untuk menjadi martir perubahan di Pemilu 2019 nanti, tentunya dengan melawan politik uang.
“Kalau harus bicara per satu suara, saya jelas menolak. Karena ini sebuah panggilan melihat Sumatera utara dalam keterpurukan. Jadi kalau tetap transaksional, percayalah Sumatera Utara akan begini-begini saja atau malah semakin buruk,” tutupnya. (elisbet)