Peringatan Tahunan ke 5, Ketua IWPG Desak Dukungan Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang

Ketua IWPG, Hyun Sook Yoon menyampaikan pidatonya di peringatan tahunan ke 5 dari Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang.

Seoul, Lintangnews.com | Pada tanggal 14 Maret 2021 sekira pukul 8 malam (waktu Korea), peringatan tahunan ke 5 Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang atau Declaration of Peace and Cessation of War (DPCW).

Kegiatan diselenggarakan secara online oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) dengan Ketua Man Hee Lee, sebuah LSM di dalam Status Konsultasi Khusus dengan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Economic and Social Council/UN ECOSOC), Kelompok Perdamaian Wanita Internasional (International Women’s Peace Group/IWPG) dan Kelompok Pemuda Perdamaian Internasional (International Peace Youth Group/IPYG).

Setelah proklamasi 10 pasal dan 38 klausul DPCW pada 14 Maret 2016, DPCW telah menjadi sarana praktis perdamaian yang dikembangkan melalui kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sipil untuk menjadi realitas kehidupan perdamaian.

Sekitar 2.300 orang, baik mantan maupun yang masih aktif sebagai ahli hukum internasional, politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemimpin perdamaian perempuan dan pemuda menghadiri upacara online bertema ‘Berbaris Menuju Perdamaian Berkelanjutan di Era Pandemi’ yang disiarkan secara bersamaan dalam 7 bahasa.

Ketua IWPG Hyun Sook Yoon menuturkan, perang sedang terjadi di semua bagian dunia pada saat ini, sehingga undang-undang perdamaian internasional berdasarkan DPCW sangat lah penting.

“Tanpa hukum yang tepat, perang tidak dapat berhenti, itu lah sebabnya perlu ada dukungan untuk hukum perdamaian internasional,” paparnya.

Dirinya juga menekankan, 3,8 miliar perempuan IWPG, sayap HWPL juga bekerja sama dengan cabang-cabang dan para anggota untuk mendesak pembentukan hukum perdamaian internasional demi mencapai kebebasan, perdamaian dan cinta kasih untuk kemanusiaan.

Ketua HWPL Man Hee Lee menuturkan, sudah 5 tahun sejak deklarasi diproklamasikan kepada dunia. Menurutnya, yang harus dilakukan di era ini adalah mewariskan perdamaian tanpa perang, kebebasan dan cinta kasih sebagai warisan untuk generasi masa depan.

“Saat ini pekerjaan untuk hukum internasional telah berhenti sejenak karena Covid-19. Tetapi di dalam hati kami pekerjaan untuk mencapai perdamaian bagi dunia tidak berubah. Saat ini ketika Covid-19 berakhir, kami akan sekali lagi menyampaikannya ke Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memastikannya untuk diterapkan,” paparnya.

Sementara itu dari IWPG, Kathleen Thien, Presiden dari Hindu Women Association di Myanmar, Kimberley Kleczka, pendiri Creative Media International dari Hong Kong dan lebih dari 350 wanita dari 53 negara menghadiri acara tersebut. Semua peserta dan warga dunia mendukung HWPL untuk membuat kemajuan tanpa henti menuju aktualisasi perdamaian. (Rel)