Tobasa, Lintangnews.com | Karnaval Pesona Danau Toba ke 3 dilaksanakan pada Sabtu (27/10/2018).
Sebelumnya kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) itu saat pertama kali digelar dihadiri Presiden Joko Widodo.
Karnaval Pesona Danau Toba kali ini dihadiri Direktur Badan Pelaksanan Otorita Dana Toba (BPODT), Agus Purwoto dari Kemementerian Kemaritiman, Dandim 0210/TU, Letkol Inf Riko Siagian,Wakapolres Tobasa Kompol Arifin Siagian, Bupati, Darwin Siagian dan Wakil Bupati, Hulman Sitorus dan Tokoh Adat.
Karnaval ini mengambil tema ‘Ulos’, dengan rangkaian acara manghutti tandok, marchingg band dari SMK Arjuna, mobil hias dari Dinas Pariwisata, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perkim, Dinas PUPR dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya, serta dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dan Tapanuli Utara (Taput).
Menurut Darwin Siagian, dengan kegiatan itu penerbangan Malaysia-Silangit dengan penerbangan Air Asia maka adanya harga ongkos promo Rp 310.000.
“Dengan harapan itu, kedepan nantinya karnaval ini, Danau Toba kita dikenal, demikian juga adat budaya Batak sampai ke penjuru dunia,” pungkasnya.
Pawai Karnaval diikuti sebanyak 16 Kecamatan. Masing-masing Kecamatan membawa hasil pertanian untuk diperlihatkan pada seluruh masyarakat yang hadir memenuhi Kota Balige.
Salah seorang aktifis Tobasa, Denni Hutagaol menilai, karnaval ini tidak ada bedanya dengan pawai seperti tujuh belasan. Menurutnya, tidak ada yang unik di karnaval tersebut.
“Hanya sebatas itu-itu saja. Seakan-akan pesta karnaval terkesan dipaksakan. Diharapkan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) kedepannya agar acara tidak seperti itu lagi. Bagaimana caranya agar bisa warga mancanegara tau seharusnya dilakukan dengan cara yang unik,” tukasnya.
Denni juga menuturkan, Direktur BODT saat memberi kata sambutan seharunya tidak memperkenalkan negara lain dan mengurus paspor warga yang menghadiri karnaval. Menurutnya, Direktur BODT membuat progam yang menarik dan unik, agar Danau Toba di kenal di seluruh dunia. “Kalau tidak bisa mundur saja dari jabatannya,” pungkas Denni.
Salah satu pengunjung menuturkan, harusnya Pemkab Tobasa melalui Disparbud, mensosialisasikan kegiatan ini jauh hari sebelumnya, semisal memakai media cetak, online, dan elektronik. “Sesuai dengan tema seharusnya pengunjung diajak memakai ulos, seperti tali-tali di kepala untuk menciptakan suasana unik,” ujarnya. (asri)