Asahan, Lintangnews.con | Petani kelapa sawit kembali mengelus dada, dengan harga Tandanan Buah Segar (TBS) kembali anjlok dalam 2 minggu, Akibatnya, harga di tingkat pengepul diterima petani hanya Rp 900 per kilogramnya.
Menurut salah satu petani bernama Agus, harga TBS mempengaruhi, di mana kebutuhan bahan pokok meningkat.
“Harga buah sawit kami terus menurun, sementara kebutuhan semankin meningkat. Kami mulai kelabakaan menghadapi kehidupan ini, karena saya memiliki 3 anak dan kedua putra saya masih kuliah,” ujarnya, bu (3/10/2018).
Petani lainnya, Anto bahkan mengakui, harga Rp 900 perkilogram itu juga harus dipotong biaya panen sebesar Rp 200 per kilogramnya. Sehingga dapat diketahui berapa sisa penjualan yang diterima.
“Kalau harga itu dipotong biayanya memanen bagaimana nasib kami petani ini. Belum lagi, perawatan rutin seperti memupuk dan membabat, sudah lah tidak terbayangkan lagi. Saya harapkan, bapak-bapak di pemerintah pusat jangan hanya cakap-cakap dan koar sana sini atas nama rakyat,” ujarnya.
Sementara itu salah satu pengepul, Gunawan mengatakan, sekitar 2 minggu lalu mereka masih menjual di angka Rp 1.200 per kilogram. Namun harga itu terus menurun hingga saat ini Rp 900 per kilogram yang bisa diberikan kepada petani.
“Harga kami terima sesuai dengan pabrik dan setiap kilogramnya sebagai pengepul mengambil untung kurang lebih Rp 100. Memang harga saat ini sangat memprihatikan,” ujar Gunawan.
Lanjutnya, dengan harga sawit yang turun, membuat petani yang menjadi pelangganya enggan membeli pupuk dan membayar uang pinjaman darinya. Akibatnya, dia harus bersabar menghadapi anjloknya harga TBS itu. (handoko)