Tobasa, Lintangnews.com | Ternyata sudah menjadi kebiasaan pelajar di Desa Partoruan Janjimatogu, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) sehabis pulang sekolah menyisakan waktu luang, dengan bekerja mengambil upah di ladang orang memanen jagung untuk membantu beban orang tuanya.
Namun nasib naas dialami Fernando Manurung siswa kelas III SMP Negeri 1 Uluan, harus tewas disambar petir saat mengupas jagung di atas 1 unit truk bersama 7 orang temannya, Kamis (25/10/2018).
“Awalnya Fernando dan temannya lagi asyik mengupas jagung yang dipanen. Tiba-tiba hujan turun, kemudian mereka pindah ke dalam bak sebuah truk. Mereka langsung mendirikan tenda di bak truk agar tidak kehujanan saat mengupas jagung,” sebut warga S Manurung.
Tiba-tiba ada petir menghantam lantai semen di dekat truk tempat mereka mengupas jagung. Teman-teman korban merasa seperti tersengat listrik pada bagian kaki.
Teman korban sempat mendengar keluhan dari Ando jika dadanya terasa sakit dan nyeri sebelum tubuhnya jatuh lemas.
“Melihat tubuh Ando jatuh lemas, teman-temannya panik. Mereka langsung mencoba menolong dengan mengangkat tubuh korban, kemudian berteriak meminta tolong warga. Tetapi sayang, belum sempat mendapat pertolongan medis nyawa korban tidak tertolong lagi,” pungkas Manurung.
Terlihat di rumah duka, dipadati siswa-siswi dan guru -guru SMP Negeri 1 Uluan, sebagai ungkapan turut berduka kepada keluarga korban pada Jumat (26/10/2018).
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tobasa, Herbet SP Pasaribu, membenarkan jika telah terjadi musibah yang menewaskan seorang pelajar di Desa Partoruan Janjimatogu akibat disambar petir.
“Curah hujan cukup deras yang mengguyur Kabupaten Tobasa bisa saja disertai kilat dan petir yang sulit diprediksi. Untuk itu kita menghimbau masyarakat supaya jangan berdiri atau berada di tanah lapang saat musim hujan agar terhindar dari sambaran petir. Kita juga turut berduka atas kejadian ini, semoga keluarga korban diberi ketabahan atas musibah itu,” pungkas Herbet. (asri)