Simalungun, Lintangnews.com | Volume tebal Lapisan Pondasi Bawah (LPB) pada proyek pemeliharaan berkala jalan provinsi WTS Siantar-Pematang Raya di Kabupaten Simalungun diduga tidak sesuai dengan besteknya.
Pasalnya, LPB jalan proyek milik UPT Siantar itu lama dibantarkan. Sehingga debu batu yang tak lain adalah komposisi campuran material bes, tergerus curah hujan dan berterbangan saat musim kemarau.
Terkait dugaan ini, sejumlah sumber yang tidak dapat disebutkan satu persatu jati dirinya mengatakan, selain terindikasi terjadi pengurangan ketebalan pada LPB, juga mengakibatkan antara agregat kasar dan halus.
Ini tidak mengikat lagi, karena abu batu merupakan material campuran sebagai pengikat antara material kasar (kericak/kerikil pecah) dengan material halus, seperti pasir atau urpil.
“Itu sebabnya, sebelum LPB di hotmix, material kasar morat-marit, tidak mengikat. Walau setelah disiram plingkut saat akan dihotmix, tetap bergeser-geser. Dan permukaan besnya berlubang,” duga sumber.
Dikatakan sumber ini lagi, Sabtu (15/9/2018), jika LPB benar-benar terjadi pengurangan volume tebalnya, maka akan menelan hotmix melebihi volume yang telah ditetapkan dalam kontrak.
“Tapi itu tidak bakalan dilakukan pelaksana proyek. Karena, volume tebal hotmix juga sudah ditetapkan dalam isi kontrak. Mau tidak mau, ketebalan jalan itu bisa dikatakan dicuri,” ucapnya.
Sayang, terkait dugaan kejanggalan terhadap realisasi proyek milik UPT Siantar yang dikerjakan oleh, CV Pembangunan Nadajaya di Kecamatan Raya tersebut pengawas proyek dari UPTJJS, Pendi tidak bersedia dikonfirmasi.
Sementara konfirmasi yang dilayangkan lintangnews.com ke WhatsApp (WA) miliknya, terkait volume ketebalan lapisan pondasi bawah, hotmix dan jenis hotmix yang digunakan terkirim. (zai)