Medan, Lintangnews.com | Presiden Joko Widodo (Widodo) dalam arahannya menyampaikan, sejak diturunkan pertama kali oleh Allah SWT, Alquran sudah menjadi pedoman mulia bagi umat Islam untuk keluar dari fase penuh kegelapan, fase dhulumat, dan fase jahiliyah menuju fase nur, fase yang sangat terang.
Hal ini disampaikan Presiden ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 27 di Arena Utama MTQ Nasional, Kota Medan, pada Minggu (7/10/2018) malam.
Presiden juga mengingatkan pentingnya Alquran sebagai petunjuk bagi manusia yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang yang hak dan yang batil. Alquran juga menjadi petunjuk untuk memperkokoh akhlakul karimah, membangun kehidupan yang beradab dan menerapkan ide-ide besar serta ide-ide mulia dalam Alquran untuk kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia.
Bahkan Alquran menjadi sumber inspirasi bagi para ulama dan akademisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang akhirnya menghadirkan kemajuan dalam kehidupan manusia,
Untuk itu, Presiden mengajak masyarakat untuk merubah pandangan terhadap MTQ yang bukan lagi hanya sebagai sebuah acara rutin dan lomba menang kalah dalam seni membaca Alquran.
Presiden pun berharap agar MTQ Tingkat Nasional dapat menjadi salah satu sumber kesejukan, menjadi sumber mata air melimpahnya Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah.
“Hati kita seharusnya merasa damai setiap kali membaca Alquran, merasa tenteram setiap kali mendengarkan alunan ayat suci Alquran. Perasaan damai tersebut harus dirawat dan ditularkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada lagi hoaks, tidak ada lagi saling fitnah, dan tidak ada lagi caci mencaci di antara sesama umat,” sebutnya.
Doa Untuk Korban Bencana
Di awal sambutannya, Jokowi mengatakan, bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan adanya musibah, baik berupa bencana alam, penyakit, kecelakaan atau musibah lainnya.
“Tapi musibah adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Islam mengajarkan kita untuk bersabar, berikhtiar secara maksimal, dan juga berintrospeksi diri dalam menghadapi setiap musibah,” ucap Presiden.
Lebih lanjut Presiden mengingatkan bahwa Rasulullah telah mengajarkan untuk selalu membaca doa setiap kali tertimpa musibah. Presiden mengajak para undangan yang hadir untuk bersama-sama membacakan surah Fatihah bagi korban bencana alam di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
“Saya mengajak kita bersama-sama mengirimkan surah Fatihah untuk korban bencana alam dan para keluarga yang selamat, agar diberikan ketabahan. Ala hadzihinniyat, Alfatihah,” ujar Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo adalah Ketua DPD Oesman Sapta, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. (purba)