PEMATANGSIANTAR, Lintangnews.com | Nama Flora Nauli Group sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Kota Pematangsiantar ini dalam produksi madunya.
Selain memperkenalkan budidaya ternak, Flora Nauli Group, juga mengajarkan masyarakat bagaimana berburu madu di alam liar.
“Jadi ini kita bersama Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dari Kabupaten Langkat dan Kabupaten Aceh Selatan akan berburu Madu di alam liar tepatnya di Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Kehutanan di Jalan Viyata Yudha, ” Ujarnya pemilik Flora Nauli Group, Aam Hasanuddin SHut, Rabu (21/05/2025), sembari mempersiapkan alat alat untuk berburu.
Kenapa harus juga mengajarkan ke Alam? dijelaslannya, bahwa ekosistem di daerah Kabupaten Langkat dan Kabupaten Aceh Tenggara sangat sering adanya koloni lebah liar di alam.
“Disana masih banyak hutan kan, jadi sering lebah Madu itu bersarang dimana mana, jadi sangar penting bagi mereka” Ujar pria yang diketahui sudah beternak Madu sejak tahun 1993 di Jalan Setia Negara, Kecamatan Sitalasari.
Diketahui, terlihat Aam Hasanuddin bersama beberapa orang dari Yel tersebut sebelum memanen Madu di Kantor Balai itu tepatnya diatas asbes Kantor tersebut lebih dahulu membakar di sekeliling nya guna menghasilkan asap. Selanjutnya, menyiapkan beberapa wadah yang terbuat dari potongan batang batang kelapa.
“Jadi asap itu gunanya untuk mengusir sementara lebah liar tersebut agar tidak menyerang yang memanen, sedangkan wadah itu untuk tempat selanjutnya para koloni lebah supaya tidak bersarang di tempat lamanya, ” Ujarnya sembari menjelaskan, selanjutnya mereka akan membawa tempat para koloni lebah tersebut untuk dibudidayakan.
Perwakilan YEL, Rahmadi Sitompul, menyatakan YEL ini merupakan organisasi yang berfokus pada konservasi, pendidikan lingkungan dan pengembangan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan konservasi yang didirikan pada awal tahun 2000.
Saat ini mereka sedang membuat komoditi development atau pengembangan komuditas. Guna meningkat ekonomi masyarakat,
Mereka membawa dua desa, yakni desa Pasilembang yang berada di Kabupaten Langkat dan Desa Bukit Mas dari Kabupaten Aceh Selatan untuk mempelajari riset dari ekosistem perlebahan, mengingat dua daerah tersebut sangat cocok untuk itu.
“Sebenarnya juga sudah ada masyarakat dari dua desa tersebut melakukan peternakan lebah, maupun kegiatan memanen lebah hutan. Namun memiliki kendala baik dalam penanganannya maupun pemasarannya, “jelasnya.
Mereka juga sudah melakukan melalui internet untuk tempat yang cocok melakukan riset tersebut dan ditemukan Flora Nauli merupakan tempat yang sangat cocok memperlajari tentang apa yang meraka butuhkan.
“Flora Nauli ini sudah masuk dalam Asosiasi pelebahan di Sumut dan sudah banyak melakukan riset dan mendapatkan penghargaan tentang budidaya perlebahan,” Ujarnya yang mengaku melakukan pelatihan disana selama 3 hari, mulai Selasa (20/05/2025) hingga Kamis (22/05/2025).
“Jadi makanya ini kita kita hanya belajar untuk peternakan lebah namun juga melakukan langsung pemburuan lebah dialam, ” Ujarnya.
Diketahui, Peternakan lebah madu Flora Nauli ini telah ada sejak tahun 1993 ini membudidayakan lebah Apis cerana yang sering disebut lebah penyengat, dan beberaoa species lebah tanpa sengat/ stingles bee.
Kini usaha Aam Hasanudin mampu memproduksi 300 kilogram madu dari 14 spesies lebah yang dibudidayakannya dan Ia mengaku ia kerap menerima kunjungan dari berbagai perguruan tinggi, sekolah, dan organisasi yang ingin melakukan penelitian dan belajar membudidayakan lebah. (Akbar)