Samosir, Lintangnews.com | Seminar webinar program strategis Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Vandiko Timotius Gultom-Martua Sitanggang berlangsung di Posko Vantas, Desa Salanguan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Rabu (24/3/2021).
Seminar ini dihadiri langsung pasangan Vantas, dengan nara sumber, Letjen Purn Cornel Simbolon, Ober Gultom, Pelaksana Harian (Plh) Bupati, Jabiat Sagala, Wakil Ketua DPRD, Nasib Simbolon, Beni Pasaribu, Bungaran Sitanggang, dengan Moderator, Tiur Gultom.
Seminar juga dihadiri mantan Bupati Toba, Darwin Siagian, mantan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Samosir, Marhuale Simbolon-Guntur Sinaga (Marguna), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sejumlah Tokoh Masyarakat.
Dalam seminar itu juga mengagendakan sesi tanya jawab dan saran masukan dari para undangan yang hadir.
Parlindungan Limbong selaku Tokoh Masyarakat menyampaikan, agar memproritaskan kebersihan dari sampah di Samosir, begitu juga dengan pemakaman umum demi mewujudkan pemerintahan yang baik.
Carles Sitindaon selaku praktisi mengatakan, blue print saat ini belum ada dan harus menciptakan ikon agar bisa diingat orang ketika datang ke Samosir, termasuk tata kelola pendidikan harus berjalan dengan baik.
Sementara Praeses HKBP, Pdt Reinjustin Gultom menitik beratkan terkait pembebasan tanah ulayat agar bebas dari hutan negara, memproritaskan pembangunan dilakukan di Dolok Dolok (perbukitan), mempertimbangkan pembangunan dan penebangan kayu.
“Ini termasuk belum adanya konektiiftas warga kepada pengusaha hotel guna menjamin pasar bagi rakyat Samosir. Juga perlunya coffe morning sekali sebulan kepada pemangku jabatan dan masyarakat,” paparnya.

Hatorangan Simarmata sebagai mantan Sekda Samosir mengatakan, susahnya masyarakat menerima perubahan perkembangan pembangunan berhubung Tanah Ulayat yang belum tuntas.
“Penyimpangan distribusi bantuan agar diperdayakan seluruh Kepal Desa (Kades) dan Kepala Dusun (Kadus) agar tepat sasarannya. Ini berhubung adanya bantuan yang tidak tepat sasaran bagi mereka yang membutuhkannya,” sebutnya.
Dirinya juga menyinggung retribusi penempatan kepada guru dan tenaga medis yang tidak tuntas dan tak sesuai dalam penempatannya. Dalam hal ini tenaga medis juga perlu dilakukan pelatihan bagi Bidan agar mampu melayani masyarakat dan tau apa yang dikerjakannya.
Lanjut Hatorangan terkait kurangnya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian yang kurang peduli akan kesusahan masyarakat. Karena wujud dari kemakmuran masyarakat berasal dari pertanian bukan pariwisata, sehingg harus serius membangun Samosir dan jangan mendua hati,
“Hulu Balang harus ada karena konsep ini sangat bagus, dan membuat jam gadang sebagai pintu gerbang Samosir dengan nama Batak,” paparnya.
Sedangkan Nasib Simbolon mengatakan, Tanah Ulayat jangan dijual, namun boleh disewakan dengan jangkaun maksimal 25 tahun.
Beny Pasaribu mengatakan, agar pajak pertanian di nolkan dan bila perlu Peraturan Daerah (Perda) yang memberatkan rakyat ditiadakan. (Tua)