Toba, Lintangnews.com | Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait antisipasi Covid-19 (Virus Corona) di Kabupaten Toba berjumlah 25 orang.
Sehari sebelumnya dilaporkan 27 ODP. Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak ada (nihil).
Ini disampaikan Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Toba, Pontas Batubara didampingi Asisten Pemerintahan Toba, Harapan Napitupulu di Posko Balige, Sabtu (28/3/2020).
Menurut Pontas, berkurang 2 ODP dari Jumat (27/3/2020) berhubung masa tenggangnya sudah dilewati yaitu 14 hari, dimana keadaannya sehat atau 100 persen negatif.
Rinciannya ODP di Kecamatan Tampahan 1 orang, Balige 12 orang, Laguboti 4 orang, Sigumpar 1 orang, Porsea 4 orang, Parmaksian 1 orang, Lumbanjulu 1 orang dan Ajibata 1 orang.
“Kita juga mengeluarkan imbauan kepada pemilik pemilik kos-kosan di sekitaran Soposurung Balige dan Laguboti atau sentra-sentra pendidikan, harus memulangkan semua penghuni yang pelajar,” sebut Pontas.
Lanjut Pontas, pihaknya mengimbau agar membuka jendela pintu rumah kos setiap hari mulai pukul 08.00-10.00 WIB. Kemudian mengepel lantai rumah kos.
“Kita juga membuat surat edaran ke Kepala Desa (Kades), yang pertama adalah mengaktifkan Desa Siaga. Kedua, memantau keluar masuk warga. Dan bila tidak penting, melarang warga keluar dari Desa,” paparnya.
Ketiga, apabila ada warga baru datang dari luar Kabupaten Toba, terkhusus wilayah Indonesia dengan transmisi lokal yaitu, DKI Jakarta, Bali, Banten, Tangerang, Tangerang Selatan, Jawa Barat, Solo, Jawa Timur dan luar negeri yang terkena wilayah terjangkit Virus Corona, maka petugas kesehatan desa atau Bidan Desa (Bindes) melakukan pendataan kesehatannya. Selanjutnya melaporkan ke Puskesmas terdekat.
Pontas menuturkan, jika ada warga yang masuk kriteria ODP, maka Kades bersama petugas kesehatan desa dan Bindes bersama-sama melakukan pemantauan yang ketat, sehingga ODP itu tetap tinggal di rumah.
“Ini yang kita imbau untuk kriteria bagaimana masyarakat mengenalinya, pertama apakah seseorang itu berasal atau datang dari zona transmisi lokal seperti Jakarta atau Bali. Yang kedua, pendatang dengan 3 gejala-gejala yang muncul yaitu, batuk, demam dan sakit tenggorokan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Toba ini mengakhiri. (Asri)