Pesawat Berpenumpang 107 Orang Alami Belly Landing di Kualanamu, 2 Tewas dan 20 Luka

Deli Serdang, Lintangnews.com | Pesawat jenis Costlead Air yang membawa 107 penumpang dari Cengkareng Jakarta tujuan Kualanamu mengalami Belly Landing atau tidak bisa mendarat sempurna di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (26/9/2019).

Pesawat itu mengalami masalah pada roda pendaratan yang keluar tidak sempurna, sehingga pada saat touch down di runway 23, roda sebelah kiri locked atau terkunci. Ini menyebabkan pesawat tidak terkendali dan mengalami crash. Akibatnya, 2 orang penumpang meninggal, 10 luka berat, 10 luka sedang dan 85 lainnya selamat.

Beberapa saat setelah terjadi musibah itu, tim pemadam kebakaran Bandara Kualanamu dibantu Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Deli Serdang langsung turun ke lokasi, dibantu tim medis dari Puskesmas terdekat.

Peristiwa naas itu bukan kejadian yang sebenarnya, melainkan hanya skenario pada latihan atau simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) 2019 yang bertemakan ‘Increasing Preparednes Of Airport Emergency Committee’.

Simulasi itu digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan personIl dan fasilitas dalam menghadapi keadaan darurat. Latihan itu melibatkan kurang lebih 314 ORANG personil gabungan yang terdiri dari PT Angkasa Pura II, TNI/Polri, Perum LPPNPI AirNav Cabang Kualanamu, Otban Wil II Medan, Kesehatan Pelabuhan Kelas I, Basarnas Medan, Damkar Deli Serdang, sejumlah Rumah Sakit (RS), Puskesmas Araskabu, PMI dan instansi lainnya.

Simulasi di yang berlangsung di Bandara Kualanamu. (idris/LN)

Latihan atau simulasi yang diselenggarakan ITU dirancang mendekati keadaan yang sebenarnya (rilL) dan secara langsung dipimpin Executif General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu selaku Ketua dari Airport Emergency Commiittee (AEC), Bayu Iswantoro.

“Ini dilakukan secara berkala, melaksanakan simulasi PKD untuk menguji kecepatan dan ketepatan, serta implementasi penanganan krisis sesuai dengan dokumen penanggulangan keadaan darurat di Bandara Udara (Airport Emergency Plan Dokument). Khususnya, kami memfokuskan terkait fungsi koordinasi ,komunikasi dan komando antar unit dan instansi pemangku kepentingan di Bandara,” tuturnya.

Lanjutnya, tujuan utama dari pelaksanaan latihan ini untuk menguji  kesiapan dan ketanggapan pihaknya dalam merespon keadaan darurat yang dapat terjadi kapan saja dan menguji ketetapan prosedur.

“Ini mengingat keselamatan dan keamanan para penguna jasa Bandara adalah yang mutlak bagi kami,” sambung Bayu mengakhiri. (Idris)