Humbahas, Lintangnews.com | Ribuan warga mulai dari jemaat Gereja HKBP Pargodungan, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Jumat (7/4/2023) mengikuti prosesi jalan salib yang menggambarkan kisah sengsara Yesus Kristus ketika ditangkap tentara Romawi hingga disalibkan di Bukit Golgota.
Para jemaat mulai memadati halaman gereja yang terletak di Jalan Letkol GA Manullang itu. Selain itu, tampak pihak Polres Humbahas turut mengawal kegiatan itu agar berjalan dengan lancar.
Dari Gereja itu dimulai dramatisasi proses penangkapan, penjatuhan hukuman hingga penyaliban Yesus dimulai.
Prosesi ini dilakukan sebagaimana yang dijalani Yesus sekitar 2.000 tahun lalu, dimana diarak menuju puncak Bukit Golgota, tempat disalibkan.
Beberapa pemuda dan remaja berpakaian layaknya tentara Romawi pada zaman dulu.
Seragam mereka lengkap peralatan pedang dan sebagainya saat mengiringi adegan perjalanan Yesus yang memikul salib.
Dalam jalan salib ini, ribuan warga tampak sudah memadati sisi kiri dan kanan jalan untuk menyaksikan prosesi tersebut.
Meski cuaca sangat panas, namun warga terlihat antusias menyaksikan dari dekat prosesi jalan salib yang melibatkan lebih dari 100 an orang pemuda
Ada pun rute dilalui dari Jalan GA Manullang melewati Jalan Siliwangi, Jalan Melanthon Siregar, Jalan Veteran dan kembali ke HKBP Pargodungan Resort Dolok Sanggul.
Sejumlah jemaat dan warga bahkan meneteskan air mata ketika menyaksikan adegan, dimana seorang pemuda yang memerankan sosok Yesus dipukuli dan dicambuk sepanjang perjalanan.
Puncak keharuan terjadi saat Yesus disalib di halaman Gereja yang dijadikan sebagai Bukit Golgota.
Rasa haru semakin terlihat di setiap wajah jemaat saat pemeran Yesus ditelanjangi dari jubahnya dan disalib hingga terlihat jelas luka-luka di sekujur tubuhnya.
Bahkan, di antara jemaat tak kuasa meneteskan air mata saat Ibunda Maria menangisi putranya Yesus di pangkuanya usai penyaliban.
Salah seorang warga Boru Lumbangaol mengatakan, terharu menyaksikan dramatisasi prosesi jalan salib itu.
“Saya tak mampu menahan air mata mengingat penderitaan yang dialami Yesus ketika itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Pdt Desla Berius Simanullang mengatakan, prosesi jalan salib yang dilakukan ini merupakan refleksi umat atas penderitaan Yesus dalam menebus dosa umat manusia.
Dia berharap, kisah penderitaan Yesus dapat dijadikan sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Makna dari prosesi jalan salib ini agar umat dapat meresapi penderitaan yang dirasakan Yesus untuk menebus dosa-dosa umat manusia,” katanya mengakhiri. (JS)