Tantang Debat Terbuka, Penasihat DGP: Pernyataan Budiman Sudjatmiko Lewati Garis Kubu Kaum Republiken

Penasihat sekaligus Pendiri Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadu Tambunan, atau lebih dikenal sebagai Sabar Mangadoe. (Ist)

Jakarta, Lintangnews.com | Penasihat sekaligus Pendiri Dulur Ganjar Pranowo (DGP) Sabar Mangadu Tambunan, atau lebih dikenal sebagai Sabar Mangadoe sejak mendirikan Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014, BARA JP merespon pernyataan sikap dan tindakan politik Budiman Sudjatmiko dalam suatu wawancara di salah satu media online pada Rabu, 30 Agustus 2023 lalu.

Sikap politik Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih Ganjar Pranowo itu keliru.

Sabar menilai pernyataan Budiman yang merasa lebih ideologis (Bung Karno) daripada Megawati Soekarno Putri disuguhi kesesatan berpikirnya Budiman dan berusaha memanipulasi fakta politik dan sejarah.

“Menurutku, setelah mulai menua Budiman Sudjatmiko ini malah tersesat. Entah apa yang sedang terjadi pada jiwa dan otaknya kawan (Budiman) itu saat ini?” kata Sabar di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Dalih Budiman Sujatmiko

Sebelumnya dalam suatu wawancara jurnalis DetikX dengan Budiman pada Rabu, 30 September 2023, eks Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik, PRD ini meyakini keputusannya dalam mendukung Prabowo Subianto merupakan sikap yang benar-benar ideologis dan strategis Bung Karno.

“Karena saya yakin keputusan saya, sikap saya itu benar-benar ideologis, benar-benar strategis ideologis Bung Karno. Saya merasa bahwa PDI Perjuangan sebagai sebuah partai yang baik, ya. Dan perbedaan pendapat ini menurut saya bukan pelanggaran ideologis. Mungkin pelanggaran politis. Tapi bukan pelanggaran ideologis Bung Karno. Kecuali kalau saya tiba-tiba sebagai anggota PDI Perjuangan setuju negara khilafah, setuju negara federal, itu ideologis, itu layak dipecat. Tapi bagi saya ini perbedaan politis, organisasional,” papar Budiman.

Tipa Tipu Politikling Ala Budiman

Lebih lanjut, Sabar mengatakan sikap Budiman yang demikian tak seharusnya seperti jejak Amien Rais. Dimana Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bolak-balik sampai 52 kali menyampaikan ke publik, bahwa Amien Rais itu penipu.

Tapi Amien Rais ternyata tak berani sekalipun menyanggah, apalagi sampai melaporkan Gus Dur ke polisi. Berarti itu benar bahwa Amien Rais penipu.

Menurut Sabar, semestinya Budiman terus berupaya dan konsisten dalam meneguh-juangkan ideologi Bung Karno di kalangan kader partai dan melalui PDI Perjuangan.

“Bukan malah dengan berbagai dalih antah berantah dan hantu belau, yang memperjuangkan ideologi Bung Karno dengan mendukung Prabowo sebagai Capres. Ini mah modus tipa-tipu politikling ala Budiman Sudjatmiko saja itu,” ketus Sabar.

“Kita semua tahu bahwa semua perjuangan politik itu adalah hasil kerja-kerja bersama. Bukanlah seperti kerja dan karya seniman lukis atau pematung.. mereka ini memang berkarya harus sendiri-sendiri,” tambah Sabar mengilustrasikan.

“Tapi kini kenapa seolah itu semua adalah hasil perjuangan pribadi Budiman sendiri. Ada apa kawan (Budiman)? Sombong dan arogan sekali kau ini,” sergahnya kemudian.

Budiman Mengaku Lebih Ideologis Dibanding Megawati

Pendiri Gerakan Daulat Desa (GDD) ini juga merasa aneh dan naif sekali jika Budiman mengklaim bahwa dirinya lebih ideologis Bung Karno dibanding Ibu Megawati.

Justru selama ini Budiman sudah menggunakan nama besar Ketum PDIP Megawati sebagai topeng dan tameng pelindung dirinya. Tanpa PDIP, apakah Budiman bisa sebesar seperti sekarang ini.

“Budiman bilang bahwa pilihan Ibu Mega sebagai Ketum PDIP yang memiliki hak prerogratif dalam penentuan Capres Ganjar 2024 adalah keliru. Busyeeytt banget deh kau ini, dabah…..ngeriii dabah,” kata Sabar mengutip pendapat Budiman.

Sabar menyayangkan pendapat Budiman tersebut bukannya disampaikan untuk sebatas kalangan internal PDIP saja, tapi justru disengaja untuk konsumsi publik.

“Piye to, Bud.. apa maksudmu ??!! Keliru besar kau anggap bahwa rakyat banyak itu bodoh semua dan mudah kau tipa-tipu…,, apalagi generasi kaum millenial.. ga lah.. ,” ketus Sabar.

“Jadi jelas sudah bahwa dia (Budiman) ini yang justru seorang penghianat ideologi Bung Karno, bukan Ibu Mega. Bila berani, silahkan segera bantah pernyataan aku ini, Bud. Maen kitaaa…. Aku menantang-mu untuk debat publik terbuka..!! Berani gak kau, mas Bud? Semoga aja berani,” pungkas Sabar dengan logatnya Anak Medan. (Edo)