Siantar, Lintangnews.com | Semenjak dilantik pada tanggal 22 Februari 2017 lalu, Hefriansyah dinilai tidak memiliki terobosan-terobosan untuk memajukan Kota Siantar.
Ini mendapat sorotan dari Institute Law And Justice (ILAJ) yang menyatakan, 3 tahun kepemimpinan Hefrianyah, justru Siantar menuju ‘Ghost City’ atau ‘Kota Hantu’.
Ketua ILAJ, Fawer Full Fander Sihite menilai, saat ini kepemimpinan Hefriansyah sebagai Wali Kota, justru menjadi Siantar menuju ‘Kota Mati’.
“Saat ini Hefriansyah memasuki tahun ketiga menjabat sebagai Wali Kota, ILAJ menyampaikan opini bahwa Siantar menuju ‘Ghost City’ atau ‘Kota Hantu’,” sebutnya, Selasa (18/2/2020).
Magister of Art In Peace Studi (MAPS) dari UKDW Yogyakarta ini menyampaikan beberapa penilaian selama kepemimpinan Hefriansyah.
Dia menuturkan, selama 3 tahun kepemimpinannya, Hefriansyah memiliki komunikasi yang buruk terhadap sesama lembaga pemerintahan di Siantar. Sehingga mempertontonkan kepada publik adanya ‘kegaduhan’ DPRD dengan Pemko Siantar.
“Siantar yang dianugerahi sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia, selama kepemimpinan Hefriansyah justru malah terjadi kasus dugaan penistaan terhadap suku atau budaya Simalungun. Peristiwa ini merupakan pertama sekali terjadi di Siantar,” tukasnya.
Kandidat Doktor Muda ini menuturkan, 3 tahun kepemimpinan Hefriansyah tidak berhasil menyelesaikan proses pembangunan Tugu Raja Sangnaualuh, bahkan hingga saat ini mangkrak dan sudah menjadi semak belukar di Lapangan Adam Malik.
Fawer Full menuturkan, selama kepemimpinan Hefriansyah justru terjadi gonta-ganti jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang mengakibatkan keributan di lingkungan Pemko Siantar.
Dirinya juga menyinggung jika saat kepemimpinan Hefriansyah terjadi Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Badan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan diduga ada dana aliran hingga ke Wali Kota.
“Pada masa kepemimpinan Hefriansyah saat ini gaji anggota DPRD Siantar turun, hal itu menyatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) rendah. Ditambah tak adanya perbaikan di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PDPHJ) dan Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS) yang hingga saat ini belum mampu berkontribusi pada keuangan daerah Siantar,” tukasnya.
Fawer Full menuturkan, dengan memperhatikan beberapa poin di atas, ini memperlihatkan Siantar selama 3 tahun ini tidak tau arah pembangunannya kemana. Dirinya semakin yakin, jika Pemko Siantar tidak menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Jika Pemko Siantar membaca dan memahami RPJMD yang dibuat, hasilnya pasti akan terlihat ke permukaan selama 3 tahun ini. Motto ‘Siantar Mantap, Maju dan Jaya’ sama sekali tidak terimplementasikan selama 3 tahun ini. Mantap di bagian apanya kita saat ini? Maju di bagian apa? Dan Jaya di bagian apa?,” tukasnya.
Menurutnya, yang terjadi saat ini Siantar ‘cemen’, mundur dan bangkrut. Ini karena selama 3 tahun yang terjadi hanya kegaduhan ke kegaduhan dan bukan prestasi-prestasi.
Fawer Full menuturkan, jika Siantar tidak segera berbenah, maka diyakini akan menjadi ‘Ghost City. Pasalnya, saat ini jalan menuju ‘Ghost City’ itu sudah terpenuhi.
“Tentu kita harus menjawab tidak, jangan sampai kota yang penuh potensi yang di dalamnya terdapat ribuan orang-orang cerdas hancur hanya gegara nahkodanya tidak serius membangun Siantar,” paparnya.
Di penghujung masa jabatannya, Hefriansyah yang juga kandidat doktor itu harus segera berubah. Fawer Full menuturkan, Hefriansyah harus berupaya dengan maksimal mengurangi segala bentuk kekurangan yang telah terjadi selama 3 tahun ini.
“Seluruh masyarakat Siantar yang masih cinta kepada kota ini, ayo kita sama-sama membenahi, memberikan kritik dan saran pada Pemko Siantar. Termasuk melakukan ide-ide kreatif yang dapat menjunjung kemajuan Siantar,” paparnya.
Dirinya juga mengajak Pemko Sintar dan seluruh masyarakat agar bersama-sama menghidupi 8 nasehat Raja Sangnaualuh Damanik yaitu, Pengasih, Pelayan, Jujur, Berani, Bertanggungjawab, Teguh Pendirian, Saling Menghormati dan Membangun. (Rel)