BMKG Stasiun Geofisika Sumut akan Pasang Alat Deteksi Gempa dan Tsunami di Taput

Taput, Lintangnews.com | Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bonggas Pasaribu terima audiensi dari Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Sumatera Utara, Teguh Rahayu dan Kepala BMKG Silangit, Nasrol, Kamis (16/9/2020).

Kedatangan dimaksud dalam penyampaian akan adanya pemasangan alat deteksi gempa dan tsunami. Ini berfungsi mendeteksi gempa yang lebih akurat lagi yang disebut dengan Earthquake Early Warning System’ (EEWS) yang ditempatkan di kantor BPBD Taput.

“Terima kasih pada BMKG telah memberikan alat deteksi gempa ini. Kita berharap, Taput tidak ada lagi gempa seperti tahun 1986 sampai merusak beberapa bangunan dan fasilitas pemerintah. Dengan alat ini, masyarakat dapat lebih berhati hati terhadap bahaya gempa,” ujar Bupati.

Selanjutnya Nikson menyampaikan, agar Taput juga dipasang alat radar cuaca untuk mendeteksi cuaca ekstrem. Juga pengukuran mikro zonasi untuk mengetahui zona-zona aman gempa dan rawan gempa di Taput.

Kepala BMKG Taput, Teguh Rahayu menjelaskan, alat ini akan berfungsi sebagai alat untuk mengukur kekuatan gempa. Termasuk membuat laporan secepatnya ke server Warning Receiver System’ (WRS) yang ditempatkan di kantor Bupati dulu.

Menurut Teguh, untuk melengkapi alat ini, maka ditempatkan EEWS di kantor BPBD.

Dia juga menjelaskan, Taput adalah salah satu dari 12 Kabupaten di Sumut mendapatkan bantuan. Karena Taput terletak di daerah rawan gempa bumi yang bersumber dari patahan Renum A, Toru, Angkola dan Barumun.

“Adanya radar cuaca ini juga bermanfaat untuk mendeteksi keadaan cuaca. Ini agar para petani dapat mengetahui waktu yang tepat untuk bertanam sesuai keadaan cuaca. Para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) perlu sekolah lapangan tentang iklim.

“Ini dapat mengetahui keadaan iklim tahunan agar disesuaikan kebutuhan pertanaman. Termasuk waktu yang tepat untuk bertanam sesuai keadaan cuaca dan kebutuhan pertanaman,” paparnya. (Pembela)