Siantar, Lintangnews.com | Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Siantar menilai, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini memang berbeda dari sebelumnya.
Fenomena yang muncul adalah hanya satu Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Siantar yakni, Pasangan Asner Silalahi-Susanti Dewayani (Pasti).
Ini setelah semua partai politik (parpol) memutuskan untuk mengusung Pasti. Maka secara demokrasi pemungutan suara pada 9 Desember 2020, masyarakat diperhadapkan dengan pilihan antara Pasti dan kolom kosong. Paslon tunggal berada di sebelah kiri dan kolom kosong di sebelah kanan.
Mengingat itu, GP Ansor Siantar tetap mengajak masyarakat untuk menentukan hak pilihnya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ridwan Akbar M Pulungan selaku Ketua GP Ansor Siantar mengatakan, perhelatan ini berlangsung sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Akbar menilai, KPUD juga mematangkan dan mengkaji secara mendalam akan suksesnya Pilkada di Siantar dan itu ditandai dengan tahapan-tahapan yang sudah dilalui.
Namun, kata Akbar lagi, penolakan dan dukungan dalam perhelatan di Pilkada ini banyak menuai pro dan kontra.
“Tentu kita juga harus saling menghargai sebagai bentuk tegaknya demokrasi di kota yang plural ini,” katanya kepada wartawan di salah satu warung kopi, Jalan Musyawarah, Rabu (6/10/2020).
Dalam pesta demokrasi ini, hal yang lebih mendasar dan harus sama-sama dipahami adalah bukan sebuah momen untuk terus menciptakan permusuhan dan saling mendiskreditkan, dengan membawa isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) dalam kepentingan politik.
“Itu sungguh tidak baik, apalagi masyarakat Siantar menjunjung tinggi adab dan toleransi. Itu memang sudah teruji dan terbukti dengan masuknya Siantar dalam kategori kota paling toleran ketiga se Indonesia. Jelas ini adalah sebuah prestasi yang harus dirawat dan ditingkatkan,” ucapnya.
Untuk kepentingan bersama, kata Akbar, GP Ansor mengajak kepada seluruh lapisan elemen masyarakat untuk bersama-sama mengedepankan sikap toleransi dan saling menghargai, terlebih dalam memberikan aspirasi politik dalam Pilkada tahun ini.
“Jangan ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk merusak tatanan dan pluralisme di Siantar,” terangnya.
Akbar menilai, keutuhan dan pluralisme di Siantar lebih mahal ketimbang ajang yang memang dilaksanakan 5 tahun sekali ini.
“GP Ansor pun akan terus berkomitmen menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara, sebagai wujud dari (Hubbul Wathan Minal Iman) cinta tanah air bagian iman,” tutupnya. (Elisbet)