Tobasa, Lintangnews.com | Tanaman anggrek (Orchidaceae) merupakan tanaman yang dikenal sebagai tumbuhan yang mempunyai bunga dengan berbagai keanekaragamannya, indah dan berwarna-warni.
Bahkan ada jenis anggrek yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti kantong Semar (genus nepenthes) yang banyak ditemui di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).
“Melihat dari keanekaragaman anggrek di Tobasa sudah sepantasnya membudidayakan tanaman itu. Bila penting dijadikan ekowisata anggrek untuk menarik minat wisatawan, yang datang ke Tobasa. Bahkan Taman Eden yang saya kelola sudah membudidayakan 112 spesies anggrek,” sebut Marandus Sirait, Kamis (22/8/2019).
Sementara, masukan yang diberikan Marandus Sirait mendapat apresiasi serius dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Pemkab Tobasa, Audi Murphi Sitorus.
Audi mengatakan, memungkinkan untuk dijadikan ekowisata anggrek untuk menarik wisata agar datang ke Tobasa. Ini mengingat ragam tanaman anggrek di hutan Tobasa.
Seperti misalnya, Kantong semar di negara lain telah menemukan manfaat enzim yang terkandung di dalam tumbuhan karnivora ini, sebagai bahan obat dan kosmetik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga tengah melakukan penelitian terkait Kantong Semar.
Dilanjutkan Audi, jika ada 9 jenis Kantong Semar di wilayah Tobasa. Namun tidak tertutup akan bertambah jika dieksplor dan dibudidayakan menjadi ekowisata, sehingga besar manfaatnya bagi masyarakat Tobasa.
“Namun kita perlu memiliki tenaga ahli untuk penangkaran pembudidayaan anggrek khususnya Kantong Semar, agar lebih maksimal pertumbuhannya, dalam menghasilkan tanaman berkualitas. Atau bisa saja ada pihak swasta yang mau mendukung pengelolaan ekowisata itu, Pastinya program itu menjanjikan,” terang Audi Murphi.
Terpisah, Manager Lingkungan Hidup PT Toba Plup Lestari Tbk (TPL), Mangasi Sianipar menyambut baik, jika pembudidayaan anggrek di Tobasa dilakukan dan dikembangkan untuk masyarakat, baik berupa ekowisata anggrek, dalam upaya peningkatan kunjungan wisata.
“Perusahaan menyambut dengan tangan terbuka, bila dibutuhkan menjalin kerjasama dalam melakukan pelatihan terhadap masyarakat untuk budidaya anggrek di Tapanuli Raya ini,” sebutnya.
Menurutnya, satu hal yang perlu diketahui, sudah menjadi tanggungjawab sosial dari perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat di wilayah kerja maupun konsesi TPL. Terlebih jalinan kerjasama kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mensejahterakan masyarakat.
“Untuk itu bila pemerintah mengajukan permohonan pembuatan penangkaran anggrek, perusahaan akan menyambut baik. Kebetulan TPL memiliki keahlian dalam melakukan kloning tanaman. Seperti yang dilakukan saat ini pengkloningan Equaliptus yang menjadi bahan baku perusahaan,” tutur Mangasi. (asri)