Metode Pembelajaran Gasing dari Humbahas Masuk Penilaian Akhir Lomba Inovasi Daerah Tahun 2022

Tim juri Lomba Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022 bersama para pelajar SD Negeri 173403 Sirisirisi, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbahas.

Humbahas, Lintangnews.com | Metode pembelajaran gasing yang merupakan inovasi unggulan dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) memasuki tahap penilaian akhir, Jumat (18/11/2022) pada Lomba Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022 yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Pada evaluasi akhir ini, tim juri terdiri dari Harmein Nasution, R Sabrina dan Soekirman melaksanakan validasi lapangan terhadap perangkat daerah yang lolos pada penilaian tahapan kedua.

Tim juri melihat dan meninjau langsung bagaimana penerapan ‘metode pembelajaran gasing diterapkan dan dilaksanakan di sekolah.

Di salah satu sekolah, SD Negeri 173403 Sirisirisi, Kecamatan Dolok Sanggul, tim juri menyaksikan pelaksanaan metode pembelajaran gasing. Ini bagaimana anak-anak belajar matematika dengan gampang, asyik dan menyenangkan. Sehingga matematika tidak lagi momok yang menakutkan.

Harmein Nasution menyarankan, agar metode ini dibuatkan buku pedoman pelaksanaannya, sehingga guru-guru bisa menerapkan nantinya. Selain itu, metode ini bisa ditingkatkan untuk matematika yang lebih rumit seperti bilangan pecahan.

Kadis Pendidikan Pemkab Humbahas, Jonny Gultom didampingi Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 173403 Sirisirisi, Hotlyni Lumban Tobing menyampaikan, manual (panduan) pelaksanaan metode pembelajaran gasingini sudah ada sebelumnya.

“Dan saran tim juri agar metode ini bisa dilaksanakan untuk matematika lebih rumit adalah tingkat lanjutan sesuai dengan usia anak,” kata Jonny.

Sebelumnya, Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor mempresentasikan pembelajaran metode gasing dalam Lomba Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022, Kamis (20/10/2022) di Ruang Command Center Sumut Smart Province.

Mengambil judul ‘Tak Lagi Pusing Karena Gasing’, inovasi ini dilatarbelakangi matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa-siswi. Kemudian kurang pahamnya para pelajar dalam berhitung cepat, karena kurangnya minat belajar dalam mata pelajaran matematika.

Hal ini juga diperkuat dengan Indonesia berada di urutan 72 dari 78 negara saat Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Ini artiya rata-rata kemampuan numerasi siswa-siswi Indonesia sangat rendah.

Menanggapi kondisi itu, Dosmar membuat inovasi yang diberikan nama ‘Tak Lagi Pusing Karena Gasing’, dimana menjalin kerja sama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya yang diasuh Yohannes Surya.

Dalam paparannya, Dosmar optimis bahwa inovasi ini dapat mengubah cara berpikir anak tentang mata pelajaran matematika yang membuat para pelajar menjadi lebih kreatif, inovatif dan percaya diri.

Inovasi ini juga membuat cara mengajar dan belajar matematika lebih mudah sehingga nantinya tercipta generasi tanggap dan cepat berhitung.

Pemaparan ini disambut positif oleh seluruh dewan juri, karena cukup jarang saat ini sebuah daerah membuat inovasi di bidang pendidikan. Para juri juga mengharapkan agar metode gasing ini untuk terus diterapkan di seluruh sekolah di Humbahas. (JS)