Siantar, Lintangnews.com | Pandemi Covid-19 atau Virus Corona belum juga bisa diredam secara tuntas.
Padahal berbagai upaya sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Rantai penyebaran virus ini pastinya harus segera dihentikan.
Tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga berperan aktif untuk menghentikan transmisi Virus Corona. Caranya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Berkaitan dengan itu, Universitas Simalungun (USI) sebagai lembaga pendidikan tinggi tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 pada semua kegiatan dilakukan.
USI tetap mengikuti protokol kesehatan pada acara penyerahan bibit lada perdu kepada masyarakat sekitar kampus USI, Jumat (6/11/2020).
Disinggung tentang tujuan penyerahan bibit lada perdu, Mustafa Ginting selaku Ketua Tim Abdimas USI Budidaya Lada Perdu menuturkan, program ini adalah pengabdian kepada masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat, program merupakan pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah.
“Masyarakat sasaran adalah yang berdomisili sekitar kampus, karena banyak pegawai USI membangun pondok tempat tinggal di lahan USI dan mereka dapat dikategorikan ekonomi lemah, mereka amat sangat rindu sentuhan pemberdayaan,” kata Mustafa.
Lebih lanjut Dosen Fakultas Pertanian USI ini menjelaskan, sebanyak 21 Kepala Keluarga (KK) masyarakat menerima bibit lada perdu ini akan dihimpun menjadi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang merupakan kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga.
Secara serius kelompok ini didampingi, dibimbing dan diberdayakan sehingga dapat terwujud peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
“Kelompok ini nantinya kita perjuangkan untuk mendapatkan program-program dari Pemko Siantar yang anggaranya ditampung dalam APBD Siantar,” sebut Mustafa.
Menurut Mustafa, budidaya lada perdu sangat cocok diprogramkan dan dikembangkan di Siantar. Tanaman ini tidak menjalan ke atas, sehingga tidak memerlukan tiang panjatan seperti lada biasa yang dibudidayakan petani di lahan pertanian.
“Dalam budidayanya tanaman ini tidak membutuhkan lahan luas karena bisa di polybag, pot dan goni bekas yang diletakkan di teras rumah. Demikian juga dalam pemeliharaannya mudah dan tidak membutuhkan modal besar, sementara nilai jualnya tinggi,” tutup Kepala Pusat Pengembangan Karir Universitas Simalungun (PPK USI) ini. (Elisbet)