Petani di Lahan Food Estate Humbahas Sesalkan Candaan Wabup  Bermain Lato-lato

Para petani yang selama ini bertani di lahan Food Estate Humbahas.

Humbahas, Lintangnews.com | Diketahui Wakil Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas), Oloan Paniaran Nababan beserta rombongan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke lahan Food Estate holtikultura di Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Minggu (15/1/2023) lalu.

Namun kunjungan Ketua DPC PDI-Perjuangan Humbahas itu menuai banyak komentar dan tanggapan dari warganet, setelah melihat unggahan di salah satu grup Facebook Kabar-Kabari Humbang Hasundutan.

Bahkan masyarakat yang bertani di Food Estate usai melihat itu merasa dilecehkan. Bahkan menganggap Oloan tidak etis dan tak profesional.

Ini karena dirinya selaku orang nomor 2 di Humbahas, seharusnya mendukung dan memajukan program lumbung pangan nasional, justru terkesan membuat bahan candaan hasil program Presiden, Joko Widodo.

Pasalnya dalam unggahan video, Wabup mengambil bawang putih dan memperagakannya menjadi mainan mirip lato-lato.

“Jadi ini kita main lato-lato, karena ini bagus bawang putihnya, sehingga dia mau naik ke atas,” kata Oloan di akhir video.

Namun candaan Wabup dan rombongan disesalkan masyarakat petani, khususnya yang beraktifitas di Food Estate. Ini karena ada pernyataan dari rombongan itu menyatakan ‘Jelas terlihat bahwa tidak ada lagi komoditi pertanian, baik bawang merah,jagung dan bawang putih yang mau dipanen’.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Ria Kerja, A Lumbangaol mengatakan, candaan Wabup itu adalah pelecehan bagi petani di Food Estate, khususnya pihaknya yang kebetulan bekerja sama dengan PT Parna Raya untuk komoditi bawang putih, bawang merah dan jagung.

“Kami merasa tersinggung, apalagi beliau menggunakan bawang putih yang telah busuk menjadi mainan lato-lato di lokasi poktan. Sebenarnya bawang putih itu sisa sortiran panen 2 tahun lalu milik PT Parna Raya. Wajar lah busuk, karena petani yang meminta sisa sortiran bawang putih itu tidak jadi menanamnya,” ujarnya, Kamis (19/1/2023).

Sementara itu, salah seorang petani, YM Lumbangaol yang kesehariannya hanya bertani di lokasi Food Estate juga mengaku,  kecewa menyikapi kehadiran Wabup dan rombongan.

“Menurut informasi yang saya dapatkan, katanya ada beberapa anggota DPRD Humbahas yang ikut ke Food Estate. Kalau mau kunker bapak ibu dewan terhormat, tolong lah jangan datang pada hari Minggu. Karena hari Senin sampai Sabtu kami di kawasan Food Estate,” tukasnya.

Dia juga menegaskan, ada ratusan petani bertani di Food Estate. “Ini biar tidak ada opini masyarakat luas jika Food Estate adalah proyek siluman dan tidak bertuan, itu jelas salah,” tandas Lumbangaol.

Dirinya juga meminta, agar jangan menambahi beban pikiran petani. Menurutnya, petani sudah bersusah payah untuk bertani dan sampai-sampai telah meminjam dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengelola lahan agar tidak terbengkalai.

“Kalau tidak bisa membantu kami yang bertani ini, setidaknya jangan menjadikan hasil pertanian menjadi bahan candaan,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Ketua Poktan Karejo, R Siregar. Menurutnya, dengan kehadiran Food Estate sudah banyak masyarakat merasakan manfaat program pusat itu.

“Saya pribadi sudah hampir 3 tahun mendapatkan hasil panen yang memadai sampai saat ini. contohnya setiap minggunya bisa panen cabai merah sebanyak 700-800 kg,” paparnya.

Mantan Kepala Desa (Kades) ini menegaskan, jika banyak orang mengatakan program Food Estate gagal, dirinya menyatakan kurang setuju.

“Banyak hasil panen pertanian keluar dari Food Estate seperti bawang merah, kentang, kol, cabai dan jagung. Contohnya saat ini hasil panen cabai merah bisa mencapai 5 ton per minggu,” sebut Siregar. (JS)