Siantar, Lintangnews com | Wali Kota Siantar, Susanti Dewayani menerima audiensi dan bersilaturahmi dengan tokoh etnis Tionghoa di rumah dinas, Jalan MH Sitorus, Kamis (19/1/2023) malam.
Tokoh Tionghoa yang hadir dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) dan Majelis Budhayana Indonesia (MBI), didampingi Tokoh Sumatera Utara, Parlindungan Purba.
Dalam pertemuan itu, Susanti dan para Tokoh Tionghoa sepakat untuk mempererat sinergi serta kolaborasi demi membangun Siantar.
Wakil Ketua Umum INTI, Tomi Wistan menyampaikan kedatangan mereka atas petunjuk Ketua Umum, Teddy Sugianto dan Ketua Harian, Indra Wahidin untuk membangun silaturahmi dengan Susanti.
Menurut Tomi, pihaknya telah membaca dan mendengar, serta berdiskusi dengan tokoh masyarakat terkait isu yang tengah terjadi di Siantar.
Sesuai penjelasan yang disampaikan pihak Pemko Siantar, lanjutnya, mereka menyimpulkan bahwa tidak benar telah terjadi intoleransi di Siantar.
“Kita dari INTI sudah pernah melaksanakan kegiatan di Siantar, yakni digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) beberapa waktu lalu. Saat itu, ibu Wali Kota sangat terbuka atas kedatangan INTI,” terang Tomi.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengetahui selama ini Susanti sering hadir dalam kegiatan bhakti sosial (baksos) dengan berbagai organisasi lintas agama dan lintas etnis, termasuk etnis Tionghoa.
Lanjutnya, Susanti bersama Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), MBI dan sejumlah organisasi lainnya dalam waktu dekat akan berkunjung ke vihara-vihara hingga Cap Go Meh nantinya.
Tomi sepakat, agar isu intoleransi yang sempat muncul agar diredam bersama agar negara Indonesia, khususnya Siantar semakin kondusif.
“Di sini kami menyampaikan, tidak benar Wali Kota Siantar melakukan tindakan intoleransi. Mudah-mudahan ini bisa dipahami dan clear,” tutur Tomi.
Sementara itu, Ketua DPD Walubi Siantar, Susanto melalui Sekretaris, Chandra mengajak seluruh etnis Tionghoa, terutama di Siantar agar bersatu melawan hoax. Ia juga menegaskan, Siantar baik-baik saja.
“Kita di Siantar tetap menjaga toleransi di bawah kepemimpinan ibu Wali Kota. Kita sudah lihat, Wali Kota di setiap hari besar keagamaan selalu hadir dan memberikan perhatian. Bukan hanya perayaan agama Islam, tetapi hadir di acara perayaan Natal dan Tahun Baru Imlek. Jadi mari kita bekerja sama. Mari kita tunjukkan Siantar baik-baik saja,” sambungnya.
Sementara Parlindungan menambahkan, Siantar hingga saat ini telah menunjukkan toleransi yang begitu tinggi.
“Mari kita tingkatkan kebersamaan dan kekondusifan,” ajaknya.
Sedangkan Susanti menuturkan, pertemuan itu diharapkan dapat membangun silaturahmi, serta membawa manfaat berupa kemudahan rezeki dan kebaikan.
Menurutnya, suasana kondusif tetap terjalin di Siantar, dengan menjalin komunikasi yang baik bersama seluruh etnis dan agama.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Junaedi A Sitanggang berharap, seluruh pihak mendukung Pemko Siantar dalam memelihara toleransi. Junaedi menjabarkan, Susanti selalu hadir di setiap perayaan hari besar keagamaan.
“Ibu Wali Kota road show ke gereja-gereja di malam Natal dan Tahun Baru. Itu kondisi yang terjadi dan tidak dibuat-buat. Masyarakat mengetahui hal tersebut,” ungkap Junaedi.
Kakan Kesbangpol, Sofie M Saragih menyampaikan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Siantar menilai, isu intoleransi merupakan pepesan kosong yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Secara umum, jelas Sofie, Siantar sebuah kota yang toleran. Menurutnya, Wali Kota tidak pernah diskriminasi dan senantiasa hadir di setiap kegiatan etnis dan agama.
Hadir pada pertemuan itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Siantar, Kusma Erizal Ginting, Tjonggah Ika selaku Ketua INTI Siantar, serta Tokoh Tionghoa lainnya seperti Gusni Halim, Akuang, dan Awi.
Turut mendampingi Wali Kota, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johannes Sihombing dan Sekretaris Dinas Pariwisata, Hamam Sholeh. (Rel)