RHS Sumbangkan Rumah, Wujud Apresiasi Karya Pencipta Lagu Rohani Bahasa Simalungun

Siantar, Lintangnews.com | Minggu (22/11/2020), jadwal padat mulai mengikuti kebaktian, dan menghadiri konsolidasi kader Partai Golkar, serta bertemu masyarakat Simalungun, Calon Bupati, Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) menyempatkan diri berbagi kasih.

Kali ini, pasangan dari Calon Wakil Bupati, Zonny Waldi (ZW) berbagi kasih dengan keturunan almarhum St Absalom Kasianus Saragih. Aksi kasih RHS, merupakan hari bersejarah dan istimewa bagi keluarga almarhum diwakili putranya Tuah Ben Lihardo Saragih.

Bagaimana tidak, di rumah No 1 di komplek Perumahan Damai Sejahtera (Tozai), Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Siantar berjalan acara syukuran, dimana RHS menyumbangkan satu unit rumah tempat tinggal bagi keturunan almarhum yang diterima Tuah Ben.

Penyerahan itu merupakan bentuk apresiasi RHS terhadap almarhum yang dengan ketulusan hati dalam memberikan sumbangsih lagu-lagu pujian untuk Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).

Diketahui jumlahnya mencapai 200 an lagu rohani dan sudah dibukukan dalam buku kidung Haleluya. Belum lagi lagu daerah Simalungun dan lainnya terkait seni-budaya Simalungun.

“Ini bentuk apresiasi saya kepada almarhum atas karya karya luar biasanya. Sungguh tidak terhingga nilai dari apa yang diciptakan almarhum. Karya lagu rohani Simalungun dan lagu Simalungun lainnya sunggu luar biasa,” kata pria yang kini sudah akrab dengan panggikan Oppung Zio ini.

Menurutnya, karya lagu rohani almarhum dinilai membangun kerohanian masyarakat Simalungun.

“Lagu-lagu ciptaan almarhum itu yang saya nyanyikan dalam memuji Tuhan, dari kecil hingga sekarang. Dimana saya juga berperan sebagai pelayan Tuhan,” ujar RHS kepada wartawan.

Menurut RHS, sudah sepantasnya sebagai jemaat atau warga GKPS, dirinya memberikan apresiasi kepada karya-karya almarhum. Sebab St AK Saragih di masa hidupnya sudah mendedikasikan dirinya untuk melayani di tengah-tengah warga GKPS melalui karya lagu rohani ciptaannya.

Kepada keturunan almarhum, RHS mengingatkan, agar senantiasa (selalu) mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan.

“Saya minta kepada seluruh keturunan almarhum, setiap hari pukul 22.00 WIB menggelar ibadah keluarga. Walau berbeda tempat, teknologi sekarang sudah cukup canggih. Lagu ibadah keluarga dengan mengunakan asilitas digital zoom dan senantiasa meminta pertolongan kepada Tuhan,” ujarnya dan menganjurkan agar pihak keluarga ziarah ke makam almarhum.

Tuah Ben bersama isteri dan anaknya pada Senin (23/11/2020) berangkat ke Hinalang, Saribudolok, Kecamatan Purba untuk ziarah makam almarhum.

Dirinya juga menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih pada RHS yang telah mengapresiasi keberadaan almarhum.

“Bantuan yang diberikan sungguh sangat luar bisa, karena memiliki tempat tinggal adalah dambaan setiap orang,” paparnya.

Riwayat St AK Saragih

St AK Saragih Simarmata dipanggil Sang Pencipta pada 29 Februari 2012, pukul 05.00 WIB. Dirinya merupakan musisi Simalungun yang telaten dan teladan tanpa pamrih. Jiwa seninya mengalir di tengah keluarga, gereja, lingkungan dan masyarakat luas, khususnya jemaat GKPS se dunia.

Untuk GKPS, St AK Saragih tak asing lagi. Karyanya 200 lagu rohani ber ‘Inggaou’ Simalungun telah dipatenkan di Buku Haleluya GKPS. Lagu pujian itu menambah Nomor Lagu Haleluya hingga 502 buah.

St AK Saragih lahir di Hinalang Saribudolok, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun pada 11 Maret 1936. Menerima baptisan kudus oleh Pdt Simon di Hinalang pada 24 Mei 1936. Angkat Sidi pada 1 Juli 1956 di Saran Padang.

Dirinya menikah dengan gadis pujaannya Rosne Hasnah boru Purba di GKPS Batu Onom pada 8 Februari 1959. Mereka dikarunikan Tuhan 6 orang anak yakni, Demsy Maria Olha Saragih, Jantro Piston Saragih, Haryani Rum Saragih, Liz Meyer Saragih, Tuah Ben Lihardo Saragih. Seorang anaknya meninggal pada usia bayi.

St AK Saragih mengecap pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Hinalang tahun 1952 hingga tamat. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP Negeri 2 Kota Sintar tahun 1955 hingga tamat. Selanjutnya St AK Saragih melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA-C Jalan Serdang, Kota Medan.

Pada bulan Olobolob GKPS tepatnya tanggal 23 September 1995, St AK Saragih mengalami kecelakaan lalu lintas (lalin) yang mengakibatkan kaki kanannya terpaksa diamputasi di Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Kota Santar. Namun semangatnya tidak pernah pupus untuk menggubah dan mencipta lagu-lagu Simalungun.

Banyak kenangan indah dan suri teladan yang telah diberikan St AK Saragih kepada keluarga, khususnya buat anak-anaknya. Hal itu diakui Haryani Rum Saragih dan Liz AK Saragih. “Sosok bapak sebagai Imam jelas diperlihatkannya hingga akhir hayatnya,” ujar Liz.

St AK Saragih pernah bekerja sebagai Mandur Portir Pengawas Buruh, Pembantu Juru Bayar gaji Pelajar (CAPER) di Kantor PKM SKI Rindam Siantar. St AK Saragih juga aktif dalam kegiatan serta kehidupan gerejawi, khususnya di GKPS.

Walaupun St AK Saragih sudah tiada, namun karya-karyanya tetap hidup saat dinyanyikan dengan pujian. Sumbangsihnya tak terhingga buat gereja demi kemuliaan Tuhan. Lewat gubahan lagunya juga, jemaat GKPS semakin memuliakan nama Tuhan lewat pujian.

St AK Saragih sudah layak diberikan gelar Pemazmur dari Talun Simalungun. Banyak teladan, pembelajaran yang dapat diteladani dari St AK Saragih. Melalui teladannya St AK Saragih mengajak untuk berbuat untuk GKPS. (Rel/Zai)