Taput, Lintangnews.com | Sungguh biadab kelakuan dan kebrutalan Kepala Desa (Kades) Hutajulu, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Dewasa Manalu terhadap warganya, Sintong Manalu dan istri Boru Simanjuntak, Senin (1/6/2020).
Awal kejadian ini bermula saat istri Sintong bertengkar dengan perempuan lain. Akhirnya terjadi pemukulan terhadap Boru Simanjuntak dan langsung melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Parmonangan.
Dengan niat baik, personil Polsek Parmonangan, langsung menelepon Kades Hutajulu, Dewasa Manalu dengan maksud agar warganya dimediasi untuk berdamai. Dengan cepat Dewasa langsung mengiyakan dan menyuruh mereka pulang ke kampung agar didamaikan.
Ternyata yang terjadi di luar dugaan. Kades telah menunggu Sintong dan istrinya di Posko Covid-19 di perbatasan Desa Hutajulu dan Desa Manalu.
Tanpa basa basi, dengan kesetanan Dewasa langsung memukul wajah Sintong berkali-kali.
Ini membuat Boru Simanjuntak tak terima suaminya diperlakukan seperti itu. Dirinya langsung mengambil handphone (HP) miliknya, dengan niat untuk merekam kejadian yang menimpa suaminya.
Dewasa bersama anaknya, Yuki Manalu justru menghajar istri Sintong dengan tendangan ke bagian tubuhnya.
Melihat situasi tak menguntungkan, pasangan suami istri (pasutri) itu dengan tertatih-tatih langsung naik sepeda motor dan kembali ke Polsek Parmonangan. Keduanya langsung melaporkan kejadian yang mereka alami.
Kapolsek Parmonangan, AKP H Marpaung didampingi Kanit Reskrim, Sunarko, Senin (8/6/2020) menuturkan, pihaknya telah menerima laporan tersebut dan masih tahap pemeriksaan saksi-saksi, termasuk istri korban.
“Hasil visum dan Surat Perintah Dimulainya Penyelidikan (SPDP) sudah kita kirimkan ke Tarutung (Polres Taput) dan mungkin hasilnya besok sudah keluar. Masalah pemanggilan Kades Hutajulu belum kita lakukan, karena masih membuat surat ke Bupati Taput tentang masalah ini,” sebut Kapolsek, Senin (8/6/2020).
Sementara Camat Parmonangan E Hutagalung mengatakan, pihaknya sampai saat ini berusaha agar kedua belah pihak berdamai, karena mereka masih ada hubungan darah yang sangat dekat. (Gihon)
