Soal Sembako dan Biaya Operasional, Kadinsos Simalungun : Anggaran Kami Rp 50 Miliar

Simalungun, Lintangnews.com | Pengangkutan sembako yang merupakan bantuan sosial Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) didistribusikan ke tingkat Nagori, ternyata bukan ditanggung Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Simalungun.

“Kami yang tanggung biaya pengangkutannya. Mana ada Dinsos Simalungun,” kata 3 orang Pangulu Nagori saat ditemui di sekitaran Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Selasa (21/7/2020).

Untuk sekali trip, biaya pengangkutan sembako dari Posko Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Simalungun di Jalan Asahan Km 6, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun sebesar Rp 700 ribu.

“Ya memang segitu biayanya yang kami tanggung. Satu trip Rp 700 ribu. Belum lagi minyak truk sama makan dan minum kami. Itu pun sampai jam 3 pagi kami di sana (Posko GTPP Covid-19),” jelas ketiganya.

Padahal untuk operasional, Dinsos disebut mengelola anggaran sebesar Rp 11 miliar. Sedangkan untuk pengadaan sembako sebesar Rp 9 miliar.

“Rp 11 miliar yang dikelola Dinsos untuk operasional. Pengadaan sembako 9 miliar. Itu lah kejar. Cari tau harga satuannya dan 1 paket sembako itu apakah genap Rp 200 ribu,” papar salah seorang sumber saat ditemui, Senin (20/7/2020) kemarin.

Sementara, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos), Mudahalam Purba saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon seluler, Selasa (21/7/2020) mengaku secara global anggaran yang dikelola sebesar Rp 50 miliar.

“Ok ya lae. Anggaran kami Rp 50 miliar. Sesuai kebutuhan itu dan sudah diperiksa Inspektorat,” ucap Mudahalam.

Saat ditanya apakah benar anggaran untuk transportasi globalnya sebesar Rp 11 miliar dan pengadaan sembako Rp 9 miliar, Mudahalam justru menyatakan itu bisa jadi.

“Sesuai ketentuan. Aku gak terlalu ingat. Ada kok diapakan,” bilangnya.

Disinggung mengenai Pangulu Nagori menanggung biaya pengangkutan sembako, Mudahalam menyebutkan itu kewenangan Camat dan menginstruksikan.

“Surat Pertanggungjawaban (SPJ) nya ada. Mana mungkin pula kami yang menentukan. Contoh, Silau Kahean dengan Tanah Jawa, jauhnya kan beda. Kira-kira begitu,” ujarnya sembari mempertanyakan Pangulu mana dan menyarankan ditanyakan pada Camat. (Zai)