Ternyata dapat Bersatu, Marga Simanjuntak Pecahkan Sejarah

Tobasa, Lintangnews.com | Generasi ke generasi yang sudah lebih kurang 500 tahun lamanya tradisi yang diturunkan leluhur keturunan Raja Marsundung Simanjuntak tidak akan mungkin dan bahkan mustahil untuk bersatu, ternyata bisa dipecahkan pada Rabu (10/10/2018) di Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).

Tanpa rasa bosan, keturunan Raja Marsundung selama bertahun -tahun mensosialisasikan perseteruan antara Anak Raja Marsundung yaitu, Parsuratan selalu saja tidak akur dengan adiknya Mardaup, Sitombuk dan Hutabulu untuk segera bersatu.

Akhirnya kerja keras yang dilakukan seluruh keturunan marga Simanjuntak itu dapat berbuah manis dan mendapat sambutan dari seluruh penjuru Indonesia. Bahkan saat manortor (menari) ribuan marga Simanjuntak yang hadir sangat gembira dan ada pula meneteskan air mata karena gembiranya.

Marga Simanjuntak saat manortor meluapkan kegembiraan.

Seperti dikatakan Jamres Simanjuntak,jika  tidak ada gading yang tidak retak. Menurutnya, ratusan tahun mereka keturunan Marsundung Simanjuntak sangat sulit disatukan dan selalu saja ada perbedaan persepsi.

“Namun puji Tuhan, hari ini, Rabu (10/10/2018) dunia menyaksikan kami telah bersatu. Seperti kita tau, hampir semua masyarakat Batak mengetahui perselisihan itu dan dianggap tidak mungkin disatukan bagai menyatukan langit dan bumi,” sebut Jamres.

Menurutnya, berkat jerih payah dan kerja keras yang tidak pernah menyerah, di samping itu harus di barengi dengan doa dan tulus kepada Tuhan, sehingga mereka dapat menghilangkan tanggapan orang.

“Ini terbukti dengan persatuan kami akan membangun sebuah Tugu, di mana peletakan batu pertama dilaksanakan pada 19 Desember 2018 ini,” sebut Jamres. (asri)