Anak dan Ayah Buat Laporan Kehilangan Akhirnya Ditahan di Polres Asahan

Asahan, Lintangnews.com | Buat laporan kehilangan sepeda motornya, ayah dan anak harus mendekam di Polres Asahan. Ini akibat laporan yang diberikan palsu.

Karena tidak sanggup membayar kredit sepeda motor, sang anak menerima saran ayahnya membuat laporan palsu di Polres Asahan dan menyatakan dirinya dirampok.

Kapolres Asahan, AKBP Faisal F Napitupulu, didampingi Kasat Reskrim, AKP Ricky Pripurna Atmaja dan Kanit Ranmor, Ipda Aldo Lubis saat press conference, Jumat (4/1/2019), menuturkan, tersangka yang diamankan inisial JS (19) dan SR (53), keduanya warga Desa Sipaku Area, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Sebelumnya atas saran SR, awalnya JS membuat laporan palsu jika sepeda motor Honda Vario nomor polisi (nopol) BK 3978 VBJ, serta smartphone dan dompet miliknya dirampok 4 orang tidak dikenal (OTK) di Jalinsum Kisaran-Medan, tepatnya di wilayah Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, pada Senin (31/12/2018) sekira pukul 21.00 WIB.

Kemudian, pada 2 Januari 2019, JS membuat laporan, dan dilakukan penyidikan. Namun ditemukan kejanggalan, sehingga JS diperiksa lebih lanjut.

Akhirnya JS mengaku, membuat laporan palsu, dengan alasan tidak sanggup membayar kredit sepeda motor.

Kedua tersangka saat digiring dari luar sel tahanan Polres Asahan.

“Ternyata sepeda motor itu digadaikan tersangka di Medan seharga Rp 1,6 juta. Sedangkan smart phone telah dijual pada 28 Desember 2018,” sebut Kapolres.

Lanjut, AKBP Faisal jika kedua tersangka diamankan, pada Rabu (2/1/2019) karena membuat laporan palsu, dengan barang bukti 1 lembar surat tanda penerima laporan (STPL), 1 lembar formulir surat pernyataan dan dompet.

Menurut Faisal, insiatif membuat laporan palsu itu dari SR, dengan alasan tidak mampu membayar kredit.

“Tersangka dijerat Pasal 242 ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara,” jelas Faisal.

Sedangkan JS kepada lintangnews.com mengatakan, terpaksa membuat laporan karena kekurangan biaya untuk membayar kredit. Juga ingin masuk satpam untuk membeli seragam.

“Saya bingung bang mana kredit tertunggak dan uang tidak ada untuk beli seragam,” kata JS. (heru)