Siantar, Lintangnews.com | Kondisi keuangan Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PDPHJ) yang mengelola beragam retribusi seperti kamar mandi, pedagang kios, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan kereta (sepeda motor) diduga kolaps kian menguat.

Perealiasian gaji yang sempat mandek menjelang pergantian tahun 2018 ke 2019 tinggal hitungan hari, tak lagi dilakukan dengan cara transfer ke rekening masing-masing pegawai. Melainkan, dengan cara manual atau tunai.
“Gaji pegawai sudah direalisasikan 2 hari sebelum Tahun Baru itu. Tapi, dibayar secara manual. Kalau selama, pak Didi Cemerlang, sebagai Direktur Utama (Dirut) gak pernah kayak begini. Selalu melalui transfer ke rekening,” ungkap seorang sumber, Sabtu (12/1/2019).
Ironisnya, di balik perealisasian gaji pegawai, Bambang Kencono Wahono, yang masih 1 bulan menjabat Dirut PDPHJ sejak dilantik Walikota Siantar, Hefriansyah, Jumat 7 Desember 2018 yang lalu bersama Direktur Perencanaan SDM, Imran Simanjuntak dan Direktur Keuangan, Toga Sehat Sihite, diduga pinjam dana.
“Kabarnya, dirut yang sekarang pinjam dana (uang) Rp 100 juta. Makanya, bisa direalisasikan gaji pegawai,” beber sumber dengan raut wajah yang tampak paham dengan kondisi luar dan dalam PDPHJ.
Kemudian, di balik pinjaman dana sebesar Rp 100 juta, mantan Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Simalungun tersebut diduga rela menggadaikan aset pribadi.
“Informasinya gadaikan aset. Itu pun belum semua terbayarkan gaji pegawai. Karena, PD PHJ harus mempersiapkan dana sekitar sebesar Rp 540 juta untuk gaji pegawai,” jelas sumber.
Diketahui, rincian dari Rp 540 juta, masing-masing pegawai berjumlah 300 orang lebih menerima gaji sebesar Rp 650 ribu sampai Rp 2,5 juta. “Bervariasi gaji pegawai PDPHJ. Ada yang Rp 650 ribu dan Rp 2,5 juta,” paparnya.
Terpisah, Bambang Kencono Wahono saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan kepada lintangnews.com. Ia malah meminta agar hal tersebut dipertanyakan langsung kepada Direktur Keuangan, Toga Sehat Sihite. (elisbet)