Diteror Gegara Berita, Wartawan Melapor ke Polres Labuhanbatu

Wartawan media online, Habibi menujukkan bukti laporan ke Polres Labuhanbatu.

Labuhanbatu, Lintangnews.com | Aksi nekat mafia penampungan Crude Palm Oil (CPO) melakukan teror terhadap salah seorang wartawan di Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Habibi berujung laporan ke polisi.

Habibi mengaku diteror oleh mafia CPO bernama Udin Purwanto alias Asen (53) dan kawan-kawan yang terjadi Kamis (13/10/2022) sekira pukul 22.10 WIB.

Akibat teror yang dialaminya, Habibi dan keluarganya merasa terancam dan melaporkan peristiwa itu ke Polres Labuhanbatu. Ini ssuai Laporan Polisi Nomor :LP/B/2151/X/2022/SPKT/Polres Labuhanbatu/Polda Sumut.

“Saya melaporkan peristiwa teror dilakukan oleh mafia CPO yang mengaku bernama Asen dan kawan-kawan ke Polres Labuhanbatu,” kata Habibi, Selasa (18/10/2022).

Dia menuturkan, Jumat (14/10/2022) lalu telah mendatangi Polres Labuhanbatu,. Namun dirinya mengaku diarahkan petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan penyidik membuat pengaduan masyarakat (dumas).

“Sehari setelah kejadian itu, saya membuat laporan ke Polres Labuhanbatu. Namun pihak Kepolisian mengarahkan saya membuat dumas,” sebutnya.

Dengan laporan itu, Habibi berharap kepada pihak Kepolisian agar segera menindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku.

“Harapan saya, agar pihak Kepolisian segera menindak para pelaku. Karena nyawa saya dan keluarga sudah terancam. Selama 2 hari ini istri dan anak saya tidak berani lagi di rumah,” tandasnya.

Sebelumnya, terkait pemberitaan kegiatan CPO diduga ilegal yang beroperasi di wilayah hukum (wilkum) Polsek Aek Natas  Polres Labuhanbatu, Habibi yang merupakan wartawan media online WahanaNews Labuhanbatu diteror oleh pemilik kegiatan tersebut.

Sedikitnya 3 orang mendatangi rumah Habibi, sekaligus kantor Redaksi WahanaNews Labuhanbatu di Rantauprapat, Kamis (13/10/2022) malam.

“Rumah saya didatangi para mafia CPO yang diberitakan. Mereka meneror dan mengintimidasi saya,” kata Habibi.

Menurut Habibi, namanya dipanggil-panggil berkali-kali dengan suara keras. “Mereka mengancamnya kalau saya nggak keluar ditunggu sampai pagi di depan rumah, sembari menggoyang dan memukul pagar besi berkali-kali dengan keras,”  jelasnya. (Sofyan)