Siantar, Lintangnews.com | Di masa kepemimpinan dr Susanti Dewayani SpA selaku Wali Kota Pematang Sianțar, faktor kesehatan menjadi salah satu fokus yang terus dibenahi.
Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar, dr Aulia Sukri Sambas MKM, saat ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (14/09/2023) mengakui, usai dilantik oleh dr Susanti, awal Agustus lalu, dirinya mendapat arahan agar pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS) tersebut dengan maksimal, terutama dalam hal mutu dan kualitas.
“Ibu wali kota menyampaikan agar pelayanan kesehatan dimaksimalkan, terutama di hal mutu dan kualitas. Bagaimana meningkatkan mutu dan kualitasnya hingga masyarakat Pematang Siantar itu tertarik untuk berobat ke RSUD dr Djasamen Saragih,” ujarnya.
Untuk itu, terang Aulia, ada delapan program dan bentuk pelayanan di luar inovasi yang diterapkan di RSUD Djasamen Saragih. Pertama, keamanan menyangkut Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan kesehatan agar tidak menjadi permasalahan dengan hukum.
Kedua adalah efektif, ketika pasien atau keluarganya bertanya tentang kesehatan, harus diberi penjelasan secara luas yang berbasiskan keilmuan dan ilmiah. Ketiga, yakni berpusat kepada pasien, artinya pasien harus diperhatikan, dilayani.
Untuk keempat adalah adil, artinya tidak memandang sebelah mata kepada siapapun, mau suku ras, agama, kaya, miskin, tidak ada perbedaan dalam layanan.
“Yang kelima adalah tepat waktu, jadi pasien ini tak boleh terabaikan. Jangan sampai menunggu terlalu lama, karena kita juga akan punya SOP bekerja, dengan parameternya ada berapa menit di IGD, berapa menit pendukung daripada pemeriksaan penyakit. Kemudian selesai berapa menit diarahkan ke ruangan itu, semua ukuran yaitu waktu tadi,” terang Aulia.
Keenam itu unggul, adalah harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal, kepuasan layanan terhadap masyarakat pasiennya maupun keluarga pasien.
Yang ketujuh itu adalah sarana prasarana. Jadi sarana prasarana ini harus mengikuti dengan kemajuan zaman satu dan atas dasar daripada kunjungan pasien.
Semakin tinggi kunjungan pasien maka semakin mengikuti kebutuhan akan yang ada di rumah sakit, baik alat kesehatan, sarana prasana, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Dan kedelapan adalah efisien. Efisien itu adalah tidak boros. Tidak boros dalam hal BMHP, tidak boros alat kesehatan, tidak boros pendukung kesehatan. Harus terukur penggunaannya. Jadi itu standar dari WHO dan kemestian,” terang pria yang sudah berpengalaman di rumah sakit ini.
Saat ini, sebut Aulia, RSUD dr Djasamen Saragih memiliki 200 tempat tidur, sesuai dengan tipenya yaitu tipe B. Untuk dokter spesialis, sedang dalam proses perekrutan penambahan untuk spesialis THT, anastesi, mata yang masing masing 1 orang, dan lagi meminta untuk dokter spesialis bedah ginjal dan ortopedi.
“Sedangkan dalam pelayanan yang maksimal, kita juga melakukannya melalui inovasi. Contoh di bulan Oktober akan launching mobil antar jemput pasien serta ada pelayanan dalam bentuk pengantaran obat obatan ke rumah pasien tanpa biaya alias gratis. Itu daya tarik. Jadi masyarakat tahu bahwa pelayanan RSUD dr Djasamen Saragih seperti ini,” tutur Aulia.
Di rumah sakit plat merah ini, ada prosedur pemeriksaan medis bernama Endoskopi. Endoskopi merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk melihat organ dalam menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh. Prosedur ini memungkinkan dokter mendeteksi masalah kesehatan di dalam tubuh sekaligus mengobati masalah tersebut dengan lebih tepat.
Endoskopi dilakukan dengan endoskop, yaitu alat berbentuk selang yang dilengkapi kamera dan senter pada bagian ujungnya. Kamera pada endoskop tersambung ke monitor yang akan menunjukkan gambar atau yang ditangkap oleh kamera tersebut di dalam tubuh.
Di RSUD dr Djasamen Saragih, Endoskopi mulai aktif digunakan bulan Juni lalu setelah di-launching oleh dr Susanti pada bulan Mei. Sebenarnya, endoskopi telah lama ada di RSUD dr Djasamen Saragih, namun sempat vakum dan kini diaktifkan kembali untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat atau pasien.
“Endoskopi ini, semuanya alat yang baru. Setelah aktif, hampir tiap hari ada pasien. Endoskopi ini merupakan suatu alat untuk melihat apa kejadian di dalam saluran cerna. Jadi ini ada dua yaitu gastroskopi, itu yang dari mulut untuk saluran makanan bagian atas dan satu lagi kolonoskopi itu untuk saluran makanan bagian bawah,” kata dr Efrylin Sidabutar SpPD, penanggung jawab ruangan Endoskopi RSUD dr Djasamen Saragih.
Jadi dengan Endoskopi ini, terangnya, bisa melihat apakah misalnya ada jamur, luka, atay tumor yang demikian juga dari bawah. Untuk jenis keluhan yang bisa dilihat atau deteksi, seperti mual, muntah, ataupun ada keluhan buang air besar hitam ataupun muntah hitam, keluhan buang air besar tidak teratur dan lainnya.
“Jadi itulah yang kita lihat dari ini semua. Jadi ini satu alat diagnostik, bisa alat terapetik. Cuma kita pada saat ini belum sampai untuk ke terapetik, tapi masih diagnostik. Kalau alat ini ya bisa diagnostik bisa terapetik, artinya bisa untuk mendiagnosa, mengetahui dan juga mengobati,” sambung wanita yang telah profesional 13 tahun mengoperasikan Endoskopi ini.
Ia menerangkan, Endoskopi ini dioperasikan dengan sebuah selang dilengkapi fiber optik, kamera, dan lampu. Serat fiber optik ini sangat lembut, yang tidak akan mengganggu ataupun mengoyak lambung. Di RSUD dr Djasamen Saragih, saat ini tersedia 2 selang untuk penggunaan Endoskopi.
“Nah selang dengan fiber optik, kamera, dan lampu ini dihubungkan dengan monitor nanti. Melalui kamera itulah kita bisa lihat. Kemudian kalau kita mau, mengembangkan usus atau saluran makanan, ada pompa. Jadi kita bisa mengembangkan dia. Kalau kita makan ada mengembang saluran makanan dan juga bisa alat untuk mengisap. Jadi begitu kita selesai, nanti diisap supaya tidak kembung perut pasien dan merasa nyaman,” tutur Efrylin didampingi tim medis pendukung yang profesional di bidang Endoskopi.
Baik pasien umum maupun pasien BPJS, bisa menggunakan fasilitas penanganan medis Endoskopi di RSUD dr Djasamen Saragih ini.
Lanjut Efrylin, rata rata selama ini mereka menangani satu orang pasien per hari, namun pernah sampai tiga orang. Fasilitas ini, bukan hanya untuk pasien atau warga Kota Pematang Siantar, namun pasien dari Parapat Kabupaten Simalungun juga sudah pernah ditangani melalui Endoskopi.
“Setelah kita periksa di sini, ada pasien yang harus dirawat inap terlebih dahulu seperti yang masih adanya pendarahan. Tapi misal pasien tumor, itu tidak perlu rawat inap, hanya rawat jalan. Penggunaan Endoskopi ini sangat sangat kecil dampak atau resikonya. Saya sudah 13 tahun memegang alat ini dan tidak ada yang sampai fatal. Karena kita juga lihat kondisi pasien, jika kondisi pasien tidak memungkinkan, kita tidak paksakan untuk endoskopi,” jelas Efrylin.
Di akhir pertemuan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini memberikan saran, bahwa pasien yang diperiksa dengan Endoskopi di RSUD dr Djasamen Saragih, akan sangat terbantu.
“Kita juga kan ada patalogi anatomi, jadi bila di satu kondisi, kita tidak akan kirimkan bahan pemeriksaan pasien keluar lagi, tidak dibawa ke laboratorium keluar lagi. Di rumah sakit ini sudah memadai, di kita ada timnya. Jadi ini sangat memudahkan masyarakat,” tandasnya. (Adv)