Siantar, Lintangnews.com | Tingginya angka golput dalam Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan bentuk kekecewaan masyarakat pada kinerja pemerintah. Akan tetapi tindakan itu bukanlah menjadi solusi, malah justu merugikan.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Siantar, Daniel Sibarani saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang digagasi Mata Publik, Minggu (23/12/2018) bertempat di Pininta Cafe dengan tema ‘Golput solusi atau tradisi’.
Menurutnya, dengan tingginya angka golput akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mengeruk simpatis masyarakat.
“Ketika angka golput tinggi berarti tingkat kepercayaan publik rendah. Saat ini black campain (penunggang gelap) mencoba mendekati masyarakat dan menawarkan politik yang tidak sehat, dan jelas golput tidak menyelesaikan persoalan apapun,” jelas Daniel.
Diskusi itu juga dihadiri Ketua Bawaslu Siantar, Sepriandison Saragih, Pengamat Politik Christian Silitonga, Tigor Munthe, serta peninjau dari Akedemis Hilman Pardede.
Ditambahkan Sepriandison Saragih, jika golput di Sumut masih menjadi yang tertinggi di antara provinsi lainnya.
Dirinya menegaskan, Baswaslu Siantar dan KPUD akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun pemilih pemula yang memiliki jumlah yang begitu signifikan.
Sementara itu, Christian Silitonga pengamat politik yang juga Ketua Studi Otonomi Politik (Sopo) menyampaikan, ensesi pemilihan sering kali kurang dipahami masyarakat. Sebab itu, sering kali masyarakat memilih politik tak sehat yang ditawarkan.
Ia mengatakan, keadaan ini marak berlaku karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
“Situasi ini yang harus dipahami oleh pemuda. Jangan sampai pemuda terjerumus pada politik uang dan politik identitas, sebaliknya pemuda harus keluar dari kecendurungan itu,” sebutnya.
Sementara Tigor Muthe mengingatkan pentingnya mengkonsumsi media. Memasuki era digital saat ini, menurutnya pemilih pemula sering kali dihadapkan pada informasi yang tidak benar.
“Verifikasi informasi yang didapat sangat lah penting guna memastikan kebenaran informasi. Baik isi informasi ataupun sumber informasi,” pungkasnya.
Diskusi yang dihadiri puluhan pemuda itu diakhiri dengan acara foto bersama.
Sebelum mengakhiri acara, moderator Anugrah R Nasution menyampaikan, golput adalah salah satu pilihan, namun menggunakan pilihan merupakan kebenaran dan keharusan.
Salah satu peserta diskusi, Dilla Pohan sebagai pemilih pemula menuturkan, dia merasa senang mengikuti diskusi yang dilaksanakan Mata Publik.
Karena dapat mengetahui banyak hal, termasuk pentingnya mengenali para pemimpin sebelum memilih, serta menghindari politik yang tidak sehat. (elisbet)