Siantar, Lintangnews.com | Dalam video yang tersebar di media sosial (medsos), Alfredo Brutu kesal terhadap Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Siantar, karena dinilai lambat menangani istrinya yang dinyatakan reaktif Covid 19 atau Virus Corona lewat uji rapid test.
Saat dikonfirmasi, Alfredo menceritakan ihkwal perdebatannya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemko Siantar sehari sebelumnya.
“Dari awal saya sudah keberatan dengan Standard Operasianal Prosedural (SOP) penanganan Covid-19 di Siantar. Kita rapid test di Rumah Sakit (RS) Tentara, istri saya reaktif, namun tidak ada gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Lalu ketika rapid test, istri saya positif, mungkin karena imun (daya tahan tubuh) rendah. Saya disuruh membawa istri ke rumah dan akan dijemput pihak Puskesmas,” tukasnya.
Alfredo menceritakan kekesalannya ketika Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Siantar bekerja tidak sesuai SOP penanganan Covid-19 saat menangani istrinya. Selain Alat Pelindung Diri (APD) dan penanganan pasien Virus Corona minim, fasilitas di RSUD Djasamen Saragih juga dinilai tidak memadai. Alfredo pun mengatakan, istrinya akan lebih aman jika dirawat di rumah dengan pemantauan pihak Puskesmas.
“Kami tidak pernah kemana-mana dan saya di rumah saja, hanya kesadaran sendiri sebagai masyarakat memeriksakan diri. Kemarin saya komplain ke pihak Rumah Sakit (RS), karena mereka bingung mau buat apa. Kemarin dikatakan peralatan sudah lengkap. Namun saat pihak Puskesmas datang menjemput istri saya, APD pun tidak lengkap,” ujarnya heran.
Dirinya mempertanyakan kenapa orang yang positif dibawa kembali ke rumah, selanjutnya dijemput Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk dibawa kembali ke RSDU Djasamen Saragih.
Hal ini membuat Alfredo memilih istrinya untuk isolasi di rumah saja, karena menilai di RSUD Djasamen Saragih perawatan tidak memadai perawatannya. “Ini wajar kalau diisolasi semakin drop orangnya, karena perawatannya tidak maksimal,” ungkap Alfredo.
Ia menjelaskan, dalam video yang direkam lewat handphone (HP) tenaga kesehatan dan tersebar luas di masyarakat, dirinya bukan mengelak dilakukan pengecekan pada istrinya. Namun soal SOP Tim Gugus Tugas Covid-19 yang dinilai tidak memadai.
Karena itu, Alfredo meminta Tim Gugus Tugas Covid-19 agar melakukan edukasi dan tindakan yang tepat dalam menangani pasien Covid-19. Ini agar tidak meresahkan masyarakat dan merugikan nama baik pasien.
“Dalam video itu, bukan kita mau mengelak tidak mau diperiksa. Namun yang kita tanyakan apakah begitu SOP mereka. Masa pihak Puskesmas yang merekam video dan dikirimkan pada saya,” tukasnya.
Dirinya meminta agar Tim Gugus Tugas Covid-19 memberikan edukasi pada masyarakat. Bukan malah memberikan hal macam-macam, sehingga membuat masyarakat menjadi ketakutan.
“Harusnya ada koordinasi dengan Lurah, dijelaskan mengenai status istri saya dan bagaimana penanggulangannya, diedukasi bukan menjadi yang macam-macam, sehingga membuat ketakutan. Ini kita bagus bagus cek kesehatan, kok malah seperti itu,” tuturnya.
Ia mengancam akan menggugat Tim Gugus Tugas Covid-19, jika tidak melakukan klarifikasi atas video yang beredar.
“Karena mereka sendiri yang merekam dan menyebarkan video itu. Seakan-akan kami tidak mau diuji swab test, padahal tidak. Dan kami sudah siap melakukan swab tes ke RS swasta. Kami berharap, mereka klarifilasi kepada saya. Karena mereka yang datang, merekam video dan menyebarkannya,” tandasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Siantar, Daniel Siregar mengatakan, saat ini pasien itu telah dirawat di RSUD Djasamen Saragih untuk melakukan isolasi mandiri. Menurutnya, pasien wanita itu berstatus OTG, karena memiliki kontak erat dengan orang yang terpapar Virus Corona.
“Yang bersangkutan sudah dirawat di RSUD dan keadaannya sehat. Dia memiliki riwayat kontak erat dengan pasien OTG yang sebelumnya sudah dirawat di RS,” kata Daniel.
Daniel juga membantah video yang beredar soal penolakan tenaga medis kepada salah satu korban Covid-19. Kata Daniel, kejadian dalam video itu terjadi ketika tenaga medis menjemput pasien di kediamannya di Tozai, Jalan Viyata Yudha, Kecamatan Siantar Sitalasari.
“Itu bukan video penolakan oleh tenaga medis, tetapi saat menjemput pasien OTG dan selama ini dirawat di RS Tentara namun tanpa gejala. Ini kita jemput untuk dibawa ke RSUD Djasamen Saragih dan isolasi,” kata Daniel.
Menurutnya, yang disuruh pulang adalah suaminya untuk menjemput baju dan keperluan pasien.
“Jadi suaminya mengatakan kalau pulang ke Tozai berarti saya akan menularkan sama masyarakat di sana. Jadi kalau ada yang mengatakan Tim Gugus Tugas Covid-19 bekerja tidak baik terkait video, itu saya membantah. Dan sejauh ini pasien sudah diisolasi di RSUD Djasamen Saragih,” pungkasnya. (Elisbet)