Jakarta, Lintangnews.com | Merayakan Hari Suci Ulambana, Klenteng Kwan Kong Bio bekerja sama dengan Perkumpulan Perjuangan Elemen Rakyat Indonesia dan Satya Pancasila (Prasatya) Provinsi DKI Jakarta membagikan seribu paket sembako.
Paket sembako seperti beras, minyak goreng, mi instan dan telur yang disalurkan ke sejumlah titik lokasi di kawasan Jelambar Baru, Jakarta Barat ini untuk membantu meringankan beban warga yang kurang beruntung.
“Kita persiapkan seribu paket sembako untuk disalurkan kepada warga sekitar klenteng,” kata Pengelola Klenteng Kwan Kong Bio, Suhu Aseng, di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Suhu Aseng mengatakan bahwa berbagi sembako di perayaan Hari Suci Ulambana juga untuk menyatakan jasa kebajikan dan ucapan terima kasih anak atas kelahiran, perawatan dan pendidikan dari orang tua dan para leluhur.
Menurut Suhu Aseng, Hari Suci Ulambana merupakan sebuah ritual upacara dalam tradisi Tionghoa dan ajaran agama Budha untuk menghormati, mengembangkan rasa bakti dan mengenang para leluhur.
“Kegiatan seperti ini rutin diadakan dalam rangka memperingati perayaan Ulambana yang merupakan salah satu hari suci umat Buddha yang dilaksanakan pada tanggal pertama hingga ke 15 penanggalan Imlek di setiap tahunnya,” jelas Suhu Aseng.
Sementara itu, Ketua DPW Prasatya Provinsi DKI Jakarta, Ferianto, mengatakan antusiasme masyarakat dari pagi menjelang siang sudah tampak ramai dan antre mendapatkan giliran untuk memperoleh paket sembako. Meski demikian, pembagian sembako berjalan tertib dan lancar.
“Perayaan ini sebagai momentum untuk kita dapat berbagi kasih kepada warga masyarakat dan lingkungan sekitar kita, agar mereka mendapatkan keberkahan bagi warga yang kurang mampu,” ucapnya.
Menurut Ferianto, pesan penting dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada para leluhur dan perjamuan suci bagi kaum fakir miskin.
“Di dalam mitologi religius ajaran Buddhisme bahwa pada hari itu diadakan pembacaan parita dan persembahan untuk roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya. Itu sebabnya perayaan ini secara umum dikenal dengan nama Sembahyang Rebutan atau Cioko,” pungkas Ferianto mengakhiri.
Tak jauh dari lokasi Klenteng Kwan Kong Bio, Mpok Suminah (57) mengaku senang mendapatkan paket sembako. Apalagi, menurutnya, harga beras saat ini cukup lumayan mahal. Mpok Suminah yang sehari-harinya pedagang emperan kaki lima tentu merasa terbantu mendapatkan paket sembako untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
“Saya terbantu sekali karena tidak lagi keluar uang untuk membeli beras, minyak goreng, mi instan dan telur buat keluarga,” tandasnya sumringah.
Perlu untuk diketahui, pada bulan tujuh kalender Imlek adalah puncak Ulambana atau upacara ritual orang Tionghoa untuk orang yang telah meninggal dunia.
Pada tanggal 15 bulan tujuh penanggalan lunar, bagi kebanyakan warga Tionghoa dianggap sebagai hari dimana dibukanya pintu neraka, hantu-hantu yang di neraka semuanya keluar untuk mencari makanan, dan orang-orang yang tidak mengerti akan menyiapkan kurban atau hewan-hewan untuk persembahan, dan juga membakar uang kertas imitasi demi mendapatkan keselamatan.
Berdasarkan catatan kitab Buddha, bulan tujuh kalender Imlek sebenarnya adalah bulan penuh rasa syukur, bulan kebahagiaan, dan bulan penuh berkah. (Edo)