Siantar, Lintangnews.com | Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian yang didominasi di Kabupaten Simalungun.
Namun para petani di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Simalungun masih menemui banyak permasalahan yang tak kunjung usai dan membebani perekonomian mereka (petani).
Hal ini disampaikan Marulam Simarmata salah seorang akademisi dari Universitas Simalungun (USI), saat berbincang-bincang dengan lintangnews.com, Jumat (2/11/2018).
Menurut dosen Fakultas Pertanian ini, berbagai persoalan terus membebani petani, seperti kurangnya stabilisasi harga dari pemerintah, kegagalan panen karena kurangnya pendampingan dalam produksi lahan dan sebagainya.
“Hal yang sama juga terjadi di Kota Siantar, ribuan orang menggantungkan hidupnya di pertanian, artinya mengoptimalkan proses produksi tak bisa ditawar lagi. Hal ini untuk memajukan kesejahteraan ekonomi petani,” sebut Marulam.
Disampaikannya, menaikkan harga beli pasar terhadap hasil tani, dengan memotong mata rantai distribusi tani merupakan salah satu cara memajukan kesejahteraan petani.
Tambahnya, untuk Siantar, mengurangi konversi lahan pertanian yang produktif ke bidang industri dan pemukiman sangat penting dilakukan. Ini mengingat lahan pertanian yang semakin berkurang. (elisbet)