P3A P2KB Pantai Labu Gelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga

Kegiatan orientasi yang dilaksanakan UPT P3A P2KB Kecamatan Pantai Labu.

Deli Serdang, Lintangnews.com | UPT P3A P2KB Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang melaksanakan orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di aula kantor Camat setempat, Kamis (11/5/2023).

Orientasi itu dihadiri Camat Pantai Labu, Rahmad Azahar Siregar, Koordinator P3AP2KB Pantai Labu, Ulung Masyitah Susilawaty Syam, nara sumber, Evi Prasasti Tarigan, serta diikuti perwakilan dari setiap Desa antara lain, Bidan Desa (Bindes), kader KB dan PKK.

Rahmad dalam sambutannya mengatakan, ini merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di daerah.

“Serap lah ilmu yang didapatkan dari nara sumber, agar anak- anak kita tidak terdampak dari stunting. Mulai lah dari kita lakukan pendampingan di keluarga kita baru keluarga lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Evi Prasasti menjabarkan dan mengenalkan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis.

Juga infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar yang ditetapkan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Menurutnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) melakukan percepatan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga untuk mencegah lahirnya bayi stunting.

“Stunting merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Percepatan penurunan stunting dimulai pada saat masa prakonsepsi sampai dengan 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.

Evi menambahkan, TPK adalah sekelompok tenaga yang terdiri dari Bindes, kader PKK dan KB yang melaksanakan pendampingan kepada calon pengantin maupun pasangan usia subur, keluarga dan keluarga yang berisiko stunting.

Ulung Masitah juga menerangkan peran TPK memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran percepatan penurunan stunting.

“Penyelenggaraan percepatan penurunan stunting membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif. Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, akses air minum serta sanitasi,” imbuhnya.

Diterangkan, intervensi yang paling menentukan adalah mempersiapkan calon ibu, memberikan pelayanan maksimal kepada ibu hamil dan memastikan persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

“Air Susu Ibu (ASI) ekslusif diberikan dengan diawali melalui inisiasi menyusui dini dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan (nakes) pada 1.000 hari pertama kehidupan,” tutupnya. (Idris)