Taput, Lintangnews.com | Launching penyerahan perdana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari dana desa tahun 2020 dilakukan di Desa Horisan Ranggitgit, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sabtu (30/5/2020).
Dalam kegiatan itu hadir Camat Parmonangan, Erwan Hutagalung, Kepala Desa (Kades) Horisan Ranggitgit, Ferdinand Manalu, Kabid Kelembagaan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Pemkab Taput, Lammiduk Sinaga, Babinsa, Sertu Hidayat, Bhabinkamtibmas, Pendamping Desa, Murdani Purba dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Horisan Ranggitgit.
Ferdinand menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Pusat, Pemkab Taput dan Pemerintah Kecamatan (Pemkec) Parmonangan yang telah memfasilitasi percepatan penyaluran BLT di Horisan Ranggitgit.
“Launching perdana penyaluran BLT tahap I di Horisan Ranggitgit tidak terlepas dari kerja sama yang terbangun dengan baik oleh semua pihak, khususnya Tim Relawan Covid-19 Desa Horisan Ranggitgit yang selama ini melakukan pendataan dan memverifikasi data calon penerima,” paparnya.
Dia mengatakan, sasaran penerima BLT adalah keluarga miskin non Program Keluarga Harapan (PKH) atau non Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang kehilangan mata pencarian, belum terdata dan mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis, serta bukan keluarga penerima BLT dari Kementrian Sosial (Kemensos).
Ferdinand menuturkan, sebanyak 135 Kepala Keluarga (KK) yang memenuhi syarat mendapatkan BLT sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan dan diterima secara bertahap.
Camat, Erwan Hutagalung meminta Pemerintah Desa (Pemdes) Horisan Ranggitgit untuk menyalurkan BL dengan transparan, tepat sasaran, sesuai dengan hasil pendataan, tanpa ada pemotongan sedikitpun.
“Penyaluraan bantuan dilakukan tanpa mengumpulkan orang banyak dan dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian serta rasa tanggungjawab,” paparnya.
Sementara Lammiduk Sinaga meminta masyarakat untuk mematuhi himbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 (Virus Corona), dengan tetap di rumah saja.
“Kalau pun ada keperluan yang sangat mendesak keluar rumah harus menggunakan masker, dan tetap siaga memantau orang pendatang yang mau ke desa kita, apalagi asalnya dari daerah zona merah,” paparnya. (Pembela)