Siantar, Lintangnews. com | Anggota DPRD Siantar, Ferry SP Sinamo meninjau lokasi banjir di Kelurahan Tanjung Tongah dan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Minggu (12/7/2020).
Wakil Ketua Komisi II DPRD Siantar ini sempat melakukan dialog kepada korban banjir yang terjadi Sabtu (11/7/2020) malam. Terungkap, salah satu warga, Poniawan, jika rumahnya hanyut disapu banjir, sehingga alhasil tidak ada barang-barang yang berhasil diselamatkan.
“Setelah saya mendengar penuturan Poniawan, saya turut prihatin. Apalagi surat-surat berharga seperti ijazah tiga orang anaknya hanyut,” kata anggota Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Terkait hal itu, surat-surat berharga yang hilang seperti ijazah, buku nikah dan yang lainnya, Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Pemko Siantar diharap bisa membantu pengurusannya.
“Ya, kita berharap supaya pengurusan surat-surat berharga itu dipermudah,” ucap Ferry kepada Poniawan didampingi istrinya, Leli Tampubolon.
Politisi PDI-Perjuangan ini berharap agar keluarga yang ditimpa musibah tetap tabah dan sabar. “Harus ada perhatian khusus dari pemerintah, kan ada program bedah rumah dan lain sebagainya,” terangnya.
Ferry juga memberikan bantuan sebesar Rp 5 juta kepada keluarga Poniawan akibat rumahnya hanyut disapu banjir sungai.
Usia meninjau rumah warga, Ferry mengatakan, di dekat jembatan yang tak jauh dari rumah warga yang hanyut, ada bekas pondasi jembatan lama yang justru mempersempit arus air.
“Bekas pondasi itu harus dibongkar supaya air lebih leluasa mengalir dan sungai tidak semakin sempit,” ujarnya sembari mengatakan sudah berkoordinasi dengan Lurah Tanjung Pinggir dan Lurah Tanjung Tongah.
Sebelumnya, seperti diketahui, Ferry telah meninjau 19 unit rumah terendam banjir di Gang Dame, Kelurahan Tanjung Pinggir. “Banjir di Tanjung Pinggir itu sudah sering, karena arus air sungai bergeser ke pemukiman warga” katanya.
Ia menyarankan, untuk mengantisipasi banjir di 19 unit rumah itu, Pemko Siantar harus mengerahkan alat berat untuk mengalihkan arus air kembali ke tempat semula dan dasarnya juga diperdalam.
Sementara, di Tanjung Tongah, Ferry juga melakukan peninjauan terhadap 58 unit rumah yang dihuni 64 Kepala Keluarga (KK) yang terendam banjir dan dikatakan memang sering terjadi.
Untuk itu, Pemko Siantar diminta membangun tembok penahan di tepi sungai setinggi 2 meter agar air yang meluap tidak mengenai rumah warga. Kemudian jembatan di Tanjung Tongah harus diperlebar karena kondisinya saat ini begitu sempit.
“Pemko Siantar kita minta memprioritaskannya untuk dibangun di tahun 2020 ini,” tutupnya. (Elisbet)