Siantar, Lintangnews.com | Jatuhnya Kota Siantar dari kota paling toleran disebut sebagai tugas bersama untuk memperbaikinya dengan semakin meningkatkan kerukunan.
“Jangan pernah kita di Siantar ini mengusik kepercayaan orang lain. Itu sangat berbahaya, membuat cepat tersinggung,” sebut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Siantar, Ali Lubis, Senin (1/3/2021).
Ia sangat mendukung toleransi antar umat beragama di Siantar semakin ditingkatkan. Ali Lubis menegaskan, nilai kerukunan di Siantar bukan terkikis, namun hanya jalan di tempat di tengah kota lain semakin berpacu.
“Sebenarnya kita bukan turun, kota lain yang naik. Namun angka kita tetap. Kota lain tetap berpacu, kita jadi lengah,” tandasnya.
Dikonfirmasi sebelumnya, Rektor Universitas Simalungun (USI), Corry Purba menyampaikan, rasa saling menghargai satu sama lain harus semakin ditingkatkan.
“Tuhan menciptakan kita berbeda, bukan untuk dipersoalkan, tetapi bisa memahami perbedaan itu indah dan damai. Berbeda suku,agama, ras dan golongan, agama harusnya bisa saling melengkapi seperti bunga di taman yang memberi keindahan karena warna warninya,” sebut Corry.
Sambungnya, esensi manusia tidak bisa hidup sendiri, sehingga harus bersosialisasi dengan semua warna dan perbedaan itu. “Intinya mari saling menghargai saja,” sebutnya lewat pesan WhatsApp (WA).
Menurutnya, siantar yang mendiami 11 etnis di dalamnya, yang berbeda kultur dan agama sehingga kerukunan hal penting untuk tetap dirawat. “Mari saling menghargai semua perbedaan kita itu,” tutup Corry.
Seperti diberitakan sebelumnya, hasil riset Setara Institute, Siantar di tahun 2020, jatuh dari 10 besar kota paling toleran di Indonesia. Dalam laporan Setara Institute dengan ‘Launching dan Penghargaan IKT (Indeks Kota Toleran) 2020’, pada Kamis (25/2/21), Kota Salatiga keluar sebagai Kota Tertoleran di Indonesia dengan skor 6.717.
Setelah Kota Salatiga yang berada di posisi peringkat pertama, Kota Singkawang menduduki peringkat kedua dengan skor 6.450, kemudian disusul Manado 6.200, Tomohon 6.183, Kota Kupang 6.037, Surabaya 6.033, Ambon 5.733, Kediri 5.583, Sukabumi 5.546 dan Bekasi 5.530. (Elisbet)