Simalungun, Lintangnews.com | Camat Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Andi S Pasaribu, curhat atau curahan hati kepada wartawan di ruang kerjanya saat ditemui, Rabu (4/9/2019) sekira pukul 12.19 WIB.

“Baru 3 bulan menjabat di sini sudah pengeluaran biaya sebesar Rp 9,8 juta,” kata mantan Sekretaris Camat (Sekcam) Tapian Dolok itu sembari tertawa kecil.
Pengeluaran sebesar Rp 9,8 juta itu untuk pembayaran biaya perbaikan mobil dinas Camat Gunung Malela jenis sedan Honda Mobilio warna biru.
“Karena saya ke sini, mobil dinas nomor polisi (nopol) BK 1324 T sudah rusak bagian depannya. Kaca pecah, baterai dan ganti ban. Diperbaiki di Jalan Singa (Sisingamangarja) sana,” jelasnya.
Selain itu, mobil dinas Camat Gunung Malela rusak karena mengalami kecelakaan dan biaya perbaikan sebesar Rp 9,8 juta diketahui setelah diberitahu mekanik bengkel.
“Waktu itu Camat masih Jayamin. Gak diperbaiki, itu yang dipakai untuk dinas ke sana-sini. Ditanya ke sana, biayanya Rp 9,8 juta karena sudah diganti ban, baterai dan kaca,” papar Andi.
Sementara, spare part bekas mobil dinas Camat Gunung Malela seperti baterai, ban dan kaca berada di bengkel. “Bekasnya di sana,” ucapnya.
Kemudian, keberadaan mobil dinas Camat Gunung Malela digudangkan karena masa berlaku nopol BK 1324 T sudah berakhir. “Disimpan karena BK nya sudah mati. Takut sekarang bawa karena razia. Makanya, pakai mobil pribadi biasa-biasa itu sekarang,” kata Andi.
Terpisah, Jayamin Sipayung saat dikonfirmasi wartawan via WhatsApp (WA), Rabu (4/9/2019) sekira pukul 19.47 WIB menjelaskan, bahwa kondisi mobil dinas Camat Gunung Malela mengalami kecelakaan.
“Waktu saya pulang dinas dari Hatonduhan ada acara. Kemudian, saya bawa mobil dinasnya ke bengkel untuk diperbaiki,” jelas Jayamin.
Lanjut Jayamin, pada bulan Juli terjadi pergantian dan Andi Pasaribu langsung meminta mobil dinas dan diambil ke bengkel di Jalan Sisingamangaraja.
“Contoh, hari ini pergantian, langsung diminta mobil dinas. Itu pun bukan dari saya diambil mobil dinasnya. Ke bengkel diambil. Kan buat tersinggung dan malu saya sama bengkel,” papar Jayamin.
Harusnya, tambah Jayamin, yang menanggulangi biaya perbaikan bukan Andi Pasaribu. “Harusnya kan saya yang menanggulangi. Tetapi ini langsung diambilnya ke bengkel. Dan harusnya kan ada serah terima, ini jadi tidak ada,” papar Jayamin. (Zai)