Wali Kota Tanjung Balai Kukuhkan Pengurus Mazisda Periode 2022-2026

Wali Kota Tanjung Balai, Waris Thalib saat mengukuhkan kepengurusan DPP Mazisda periode 2022-2026.

Tanjung Balai, Lintangnews.com | Wali Kota Tanjung Balai, Waris Thalib resmi mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Majelis Zikir Shalawat dan Dakwah (Mazisda) periode 2022-2026 di Pendopo rumah dinas Wali Kota, Minggu (23/10/2022).

Waris dalam sambutannya berharap, Mazisda menjadi benteng aqidah dan akhlak masyarakat sebagai pembina umat. Termasuk sebagai perekat ukhuwah islamiah dalam kehidupan masyarakat.

“Tantangan pendidikan agama semakin lama semakin berat seiring dengan semakin derasnya arus informasi, canggihnya teknologi dan globalisasi, menuntut majelis-majelis untuk membentengi umat dari segala pengaruh negatif yang ditimbulkannya dan mampu melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat,” paparnya.

Wali Kota juga menyampaikan, pemerintah mendukung semua program yang dicanangkan oleh Mazisda.

Menurutnya, kegiatan Mazisda ini mendukung visi misi Pemko Tanjung Balai, masyarakat yang berprestasi, religius, sejahtera, indah dan harmonis.

Lebih lanjut Waris mengatakan, amalan keagamaan setiap pribadi muslim mengacu keseimbangan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta selalu menjalin ukhuwah islamiah dengan erat tanpa membedakan suku, ras dan golongan.

“Atas nama pribadi dan Pemko Tanjung Balai, saya mengucapkan selamat dan apresiasi atas dikukuhkannya pengurus DPP Mazisda masa khidmat 2022-2026.,” pungkas Wali Kota.

Pengukuhan itu diawali pelantikan dengan pembacaan Surat Keputusan (SK). Dilanjutkan dengan penandatanganan naskah pengesahan pengurus.

Hadir dalam acara itu, Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag), Al Ahyu, Wakil Ketua DPRD, Syahrial Bakti dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanjung Balai, Hajarul Aswadi.

Sementara itu, Ketua DPP Mazisda Tanjung Balai, Samsuddin menyampaikan, Mazisda adalah organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan, bukan organisasi politik dan tidak berpolitik kemana pun, atau lebih sederhana disebut dengan politik non blok (independen).

“Namun juga tidak menutup kemungkinan dan tak menghalangi anggota Mazisda untuk mengembangkan karir politknya secara pribadi dan bukan membawa nama organisasi,” sebut Samsuddin.

Dia menjelaskan, Mazisda sendiri dilahirkan untuk menciptakan manusia yang agamis, intelektualis, berkepribadian, berakhlakul karimah dan bersatu dalam persaudaraan, dengan modal bersilaturahmi dzikir dan dakwah.

Kegiatan ditutup dengan rangkaian acara seperti aksi pencak silat dan senandung. (Yuna)