Simalungun, Lintangnews.com | Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Simalungun yang tinggal satu bulan lebih lagi atau digelar tepatnya pada, Rabu 9 Desember 2020 semakin memanas.
Ketua Ranting DPC PDI-Perjuangan Simalungun di Kelurahan Hutabayu, Kecamatan Hutabayu Raja, Koster Aprison Hutajulu dipukul dan akibatnya mengalami luka di tangan sebelah kanan, Minggu (20/9/2020).
“Mendapatkan 7 ahitan di tangannya karena luka,” kata Willy Sidauruk selaku kuasa hukum dari, Koster Hutajulu saat dikonfirmasi wartawan via telepon seluler, Selasa (22/9/2020).
Aksi pemukulan yang dialami Koster terjadi di Kecamatan Hutabayu Raja dan dilakukan sejumlah orang dipicu perdebatan bapaslon (bakal pasangan calon) Bupati dan Wakil Bupati Simalungun.
“Karena debat soal bapaslon. Dan klien saya ini tidak ingat pakai apa dipukul. Karena, ketika mendapatkan pukulan, klien saya berupaya menyelamatkan diri,” jelas Willy.
Berhasil menyelamatkan diri, Koster langsung ke Puskesmas Hutabayu Raja untuk mendapatkan perawatan medis dan tetap dikejar sejumlah orang.
“Dikejar juga sama sejumlah orang sampai ke Puskesmas Hutabayu Raja. Dan rekan dari klien saya ini juga ada yang terkena pukulan saat melerai,” terang Willy.
Terkait aksi pemukulan itu, Koster memilih melapor ke Polres Simalungun dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) untuk menjalani opname atau rawat inap.
“Karena klien saya mengalami pusing dan muntah. Jadi, habis buat laporan, dibawa ke RS untuk menjalani opname,” ucap Willy sembari mengaku, sedang mendampingi melaporkan sejumlah orang yang diduga terlibat pada aksi pemukulan itu.
Terpisah, Ketua DPC PDI-Perjuangan Simalungun, Samrin Girsang membenarkan salah satu Ketua Ranting dipukul oknum Tim Sukses (TS) salah satu bapaslon.
“Untuk itu kepada semuanya agar tetap berhati dingin, kedepankan musyawarah dan mufakat,” ujar Samrin.
Dia menegaskan, bukan tidak bisa meladeni sikap-sikap arogansi. Menurutnya, PDI-Perjuangan adalah partai nasionalis yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika.
“Kalau pun ada menemukan perdebatan yang tidak mungkin bisa diselesaikan, lebih baik mundur dan bagaimana supaya masyarakat menaruh simpatik kepada kita,” jelas Samrin. (Rel/Zai)